DISWAYJATENG.ID, PEMALANG - Kopi di lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Gunungsari, Kecamatan Pulosari terus berkembang dengan produk kopi bubuk. Saat ini sudah tersedia tempat pengolahan kopi milik kelompok tani yang sering dikunjungi dan sebagai tempat belajar kopi.
Menurut Surinto, pengelola tempat pengolahan kopi Desa Gunungsari, lahan kopi di sini cukup banyak dan tersebar, sehingga mudah ditemukan. Petani sudah mengembangkan kopi lokal ini, menjadi kopi bubuk siap seduh yang praktis, dan berkembang menjadi beberapa varian.
"Di tempat pengolahan kopi ini sering dikunjungi, bahkan untuk belajar kopi sampai pada penyeduhan," katanya.
BACA JUGA:Siswa SMK Muhammadiyah 1 Kota Tegal Tembus Seleksi Nasional WorldSkills ASEAN Competition
Desa Gunungsari menjadi desa penghasil kopi yang jumlahnya cukup melimpah, perkembangan kopi makin pesat, dengan pengolah kopi yang semakin bertambah. Produk kopi juga makin banyak, karena kreativitas dan ketrampilan para petani kopi sehingga meghasilkan kopi berkualitas.
Rofi, petani kopi di Dukuh Sibedil yang memproduksi kopi siap seduh mengatakan, kopi yang dipanen dari lahan miliknya, pada awalnya hanya dijual mentah. Namun seiring berjalannya waktu, penikmat kopi ternyata makin bertambah, sehingga diproduksi jadi kopi bubuk siap seduh atau biji kopi mentah dan matang.
BACA JUGA:8 Tahun Beli Tanah Tak Kunjung Dapat Sertifikat, Purnawirawan TNI Gugat Bank Syariah dan Krediturnya
Satu pohon kopi bisa hasilkan 2 sampai 5 kilogram biji kopi, kalau pertumbuhan bagus bisa lebih banyak lagi. Pemesan meningkat sehingga proses pengolahan kopi terus dilakukan, baik kopi arabika maupun robusta.
Pemasaran sudah sampai ke luar daerah, meskipun tidak setiap hari ada pesanan kesana, namun jumlahnya banyak dalam sekali kirim. Bahkan, beberapa petani sudah memiliki kemitraan, yang rutin memesan kopi untuk usaha di daerah masing masing. "Pesanan terbanyak dari kedai kopi, kafe kopi, warung kopi modern dan lain sebagainya," pungkasnya.