SRAGEN, diswayjateng.id - Situasi politik jelang pemilihan kepala daerah Kabupaten Sragen kian memanas. Spanduk warna merah dengan tulisan yang mengarah ke kampanye hitam sempat terpasang di sejumlah lokasi wilayah Sragen pada Senin 7 Oktober 2024.
Tak ada yang mengetahui siapa pemasang dan pencopot spanduk itu yang arahnya menyudutkan keluarga Mantan Bupati Untung Wiyono dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Namun, selepas Zuhur, spanduk-spanduk itu sudah hilang.
Spanduk membentang dengan ukuran 1 x 3 meter dengan terdapat tiga foto, yakni mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dan calon bupati Sragen Untung Wibowo Sukawati yang bertuliskan meminta mantan Bupati Sragen Untung Wiyono dan keluarga minta maaf kepada rakyat Sragen.
Anehnya! Sepekan sebelumnya juga beredar spanduk bertuliskan PNS menuntut mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman meminta maaf karena pernyataannya di media sosial dinilai menyinggung pegawai negeri sipil (PNS) dilingkungan Pemkab Sragen.
BACA JUGA:Rawan Digunakan Kampanye, Sekda Jepara Ingatkan ASN Pemegang Mobil Plat Merah
Saat dikonfirmasi wartawan. Sekretaris DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sragen yang sekaligus ketua tim pemenangan Bowo-Suwardi, Suparno mengaku mendapatkan foto spanduk tersebut yang menampilkam foto Bowo yang juga Ketua DPC PDIP Sragen dan sekaligus cabup yang diusung PDIP Sragen.
"Kepada masyarakat Bumi Sukowati semuanya, marilah kita berpolitik dan berdemokrasi dengan santun. Aja lali kodrate, wong Jawa aja lali Jawane. Etika dan budi pekerti harus tetap kita junjung tinggi dengan saling menghargai. Jadi, besok kalau ada yang menang, ora umuk (tidak sombong), yang kalah itu nanti ya bisa bersatu lagi. Itulah, kalau diawali hal saling menjelekkan, itu akan jadi contoh yang tidak baik untuk masyarakat," papar Suparno.
Pria yang kini kembali menjadi Ketua DPRD Sragen kedua kalinya juga mengajak untuk menjunjung tinggi demokrasi yang sportif dengan tidak saling menjatuhkan.
Dikatakan Suparno apa yang dijatuhkan belum tentu sesuai dengan apa yang disampaikan. Dia berharap dengan menjaga tinggi etika berpolitik, kesantunan berpolitik, budaya dan lain sebagainya. Suparno enggan menanggapi isi dalam spanduk itu.
BACA JUGA:Pelanggaran Netralitas ASN dan PJ Bupati Kudus Tak Terbukti, Ini Alasan Mengejutkan Bawaslu
"Setiap manusia, meski sudah baik, sudah benar, begitu mereka tidak sepakat dan tidak setuju sekalipun. Ya! apa pun yang dilakukan itu tidak dianggap benar, tidak dianggap baik, mau bagaimana lagi? namanya manusia yang tidak sempurna. Maka kita semua, terutama di tim pemenangan harus tetap menjunjung jiwa santun dan berbudaya. Tidak perlu saling menjatuhkan," imbuhnya.
Menanggapi pernyataan yang ada di isi dalam spanduk, dirinya menilai dan menggambarkan bahwa "Diam Itu Emas" tidak perlu ditanggapi secara berlebihan dan serius karena isinya bukan merupakan sebuah pelajaran, biarlah masyarakat menilai.