DISWAY JATENG.ID - Pinjol alias pinjaman online memang menawarkan kemudahan akses dana, namun jika tidak dikelola dengan baik, maka bisa menimbulkan penyebab utang pinjaman online semakin menumpuk hingga menjadi masalah yang besar.
Banyak penyebab yang menjadikan utang pinjaman online semakin menumpuk, hal ini perlu kalian ketahui agar bisa terhindar dari permasalahan tersebut dikemudian hari.
Karena itu, perlu kalian memperbanyak literasi mengenai pinjaman online atau pinjol sebelum terjun ke dunia perpinjolan, hal ini untuk mengantisipasi kalian mengalami utang pinjaman online yang menumpuk. Namun, perlu ketahui penyebab utang pinjol semakin menumpuk ini.
Lantas, apa saja penyebab utang pinjol semakin menumpuk? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
BACA JUGA:Hutang Pinjol Menumpuk? Berikut 8 Cara Ampuh Melunasi Hutang Tanpa Takut Didatangi Debt Collector
Ketua Cluster Multiguna AFPI yang juga CEO Maucash, Rina Apriana, mengatakan data peminjam yang bermasalah di pinjaman online atau pinjol tidak terintegrasi dengan SLIK atau Sistem Layanan Informasi Keuangan.
"Data bad customer di fintech tidak terintegrasi dengan SLIK sehingga tidak ada efek jera apabila bad (buruk) di fintech," kata Rina, dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, dikutip Rabu (14/12/2022).
Hal ini menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja fintech lending. Dia menjelaskan data konsumen bermasalah yang tidak terintegrasi dengan SLIK membuat tidak ada efek jera.
SLIK sendiri merupakan sistem yang menyimpan informasi debitur. Pengganti BI Checking ini berisi riwayat kelancaran kredit atau pembiayaan mereka yang melakukan peminjam.
Selain masalah integrasi dengan SLIK, Rina menjelaskan kondisi global dan pandemi juga bisa jadi alasan pinjaman macet.
Laman OJK menuliskan SLIK bisa dimanfaatkan untuk penilaian kualitas debitur. Selain itu juga memperlancar proses penyediaan dana, penerapan manajemen risiko kredit atau pembiayaan, pengelolaan sumber daya manusia pada Pelapor SLIK, verifikasi untuk kerja sama Pelapor SLIK dengan pihak ketiga, dan meningkatkan disiplin industri keuangan.
BACA JUGA:5 Cara Melunasi Utang Pinjol agar Tidak Menumpuk
Kedua masalah tersebut mempengaruhi kenaikan suku bunga dan harga BBM yang berdampak pada keuangan peminjam.
Selain itu, ada juga karena proses restrukturisasi pinjaman tidak berjalan optimal. Rina menjelaskan hal tersebut akibat persetujuan berada di tangan penyedia dana (lender).
"Tak sedikit customer atau peminjam terdampak ekonomi sehingga galbay alias gagal bayar di cicilan selanjutnya, sebetulnya pada saat akuisisi awal kondisi customer masih baik".