DISWAYJATENG.ID, TEGAL - Pj Wali Kota Tegal Dadang Somantri sedang menggalakan menanam cabai rawit kepada seluruh OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Tegal untuk mengantisipasi tren kenaikan harga cabai rawit. Hal itu disampaikan Dadang seusai mengikuti rakor Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama Kemendagri melalui Zoom di Command Room Diskominfo.
"Hal ini untuk menjaga stabilitas, tetapi di sisi lain, khususnya tentang cabai rawit kita juga sedang menggalakan menanam cabai di halaman melalui pot. Hampir semua OPD sudah melaksanakan, sehingga nanti pada saatnya, pada puncak kebutuhan itu sudah tidak perlu lagi khawatir dengan pasokan," ujarnya.
BACA JUGA:Bersama Tim Gabungan, Satpol PP Kabupaten Tegal Tertibkan Pedagang Pasar Trayeman Slawi
Pemerintah Kota Tegal sudah membangun kerja sama yang baik dengan para petani maupun kerja sama antar daerah agar stabilitas harga dapat dikendalikan.Tadi informasi dari BPS Kota Tegal, Pak Eman menyampaikan ada penurunan 43 komoditas tetapi kecil dan yang naik sekitar 70 an. Tetapi itu barang-barang yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam nilai inflasi.
BACA JUGA:Tingkatkan SDM Berkualitas, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Adakan Koordinasi TP UKS/M
"Kecuali tadi disampaikan cabai masih tinggi dan beras. Hal ini juga berlaku di seluruh negeri," ungkapnya.
Sementara itu Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir meminta kepada jajaran pemda untuk tegas dan mahir dalam mengendalikan inflasi. Menurut data dari BPS, laju inflasi selama beberapa tahun terakhir memang menunjukkan tren yang serupa. Kondisi ini dinilai dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Tidak henti-hentinya saya mengingatkan kembali bahwa kita selalu memiliki grafik yang sama setiap tahun. Saya pelajari semua berkaitan dengan beras, bawang, cabai, lima tahun ke belakang, itu kurang lebih di bulan-bulan itu turun dan utamanya yang naik," ujar Tomsi.
BACA JUGA:Jalan Kabupaten di Desa Wanamulya Kabupaten Pemalang Rusak Parah
Dirinya juga mengingatkan akan pentingnya perencanaan yang berkaitan dengan pengadaan barang-barang impor. Menurutnya, timeline distribusi yang tepat waktu perlu diperhatikan, sehingga tidak dipermainkan oleh para distributor nakal. Dia menekankan, K/L dan Pemda perlu ketegasan dalam merespons kondisi tersebut.
"Saat kita butuhkan barang itu berkurang atau kosong itu sama saja mereka-mereka mempermainkan kita. Jadi ketegasan ini perlu, hukuman bagi mereka juga perlu, supaya ini yang ke-84 kali harusnya kita sudah mahir," pungkasnya.