Konsumsi asam lemak omega-3, terutama DHA, sangat penting selama periode perkembangan otak anak-anak. DHA membantu membentuk struktur otak dan memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif dan sensorik.
Makanan seperti belut dapat menjadi sumber alami DHA yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
4. Pelindung dari Penyakit Neurodegeneratif
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi omega-3 dari belut dan makanan laut lainnya dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit-penyakit ini.
5. Meningkatkan Mood dan Kesejahteraan Emosional
Omega-3 dalam belut juga telah dikaitkan dengan peningkatan mood dan kesejahteraan emosional. Asupan yang cukup dari asam lemak ini dapat membantu mengurangi risiko depresi dan gangguan suasana hati lainnya.
Selain itu, omega-3 memiliki efek positif pada regulasi hormon dan neurotransmiter yang terkait dengan mood, mengonsumsi olahan belut juga dapat membantu kestabilan emosional.
6. Memelihara Struktur Sel Saraf
Kandungan protein, vitamin, dan mineral dalam belut dapat berperan dalam memelihara struktur sel saraf. Protein adalah bahan dasar untuk membangun dan memperbaiki sel saraf, sementara vitamin dan mineral seperti vitamin B6, B12, dan seng membantu dalam fungsi optimal sistem saraf.
7. Antioksidan dan Perlindungan Sel Otak
Belut juga mengandung senyawa antioksidan, seperti selenium dan vitamin E, yang dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif dan kerusakan sel, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi fungsi otak.
8. Meningkatkan Fungsi Sistem Saraf
Nutrisi dalam belut dapat membantu memelihara dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Misalnya, vitamin B kompleks yang ditemukan dalam belut, seperti B6 dan B12, memiliki peran penting dalam regulasi neurotransmiter dan transmisi sinyal saraf.
9. Mengurangi Risiko Gangguan Kognitif pada Usia Lanjut