Filosofi Rumah Adat Sunda
Di balik gaya arsitekturnya yang terbilang cukup sederhana, ternyata rumah tradisional asal Sunda menyimpan banyak makna yang menarik. Rumah adat Sunda dibuat dengan menghormati alam di sekeliling masyarakatnya.
Hal ini bisa dlihat dari bagaimana orang Sunda menamakan rumah-rumah adatnya, misalnya Rumah Tagog Anjing, Badak Heuay, dan Julang Ngapak diambil dari nama-nama hewan yang ada di sekitar mereka. Hal ini menandakan kedekatan orang Sunda dengan alam.
Dalam pembangunan rumah, tidak digunakan unsur besi sama sekali, seperti paku dan lain-lain. Untuk menguatkan tiang, digunakan pasek yang terbuat dari bambu. Selain itu, juga digunakan ijuk atau sabut kelapa untuk mengikat sambungan struktur. Untuk bagian atap pun menggunakan daun kelapa, ijuk, atau daun rumbia. Di masa lalu, rumah adat Sunda sangat jarang menggunakan genting dari tanah liat.
Satu hal yang unik adalah pemilihan bilik yang tipis untuk dinding dan lantai yang terbuat dari palupuh atau papan kayu. Kedua bagian ini tidak terlalu kokoh dan dapat dirusak oleh manusia jika berada di perkampungan yang barbar dan saling serang.
Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat Sunda adalah masyarakat yang damai dan tidak saling bermusuhan satu antara lainnya. Rumah adat Sunda dibuat sebagai tempat berlindung dari hujan, angin, terik matahari, dan serangan binatang buas, bukan untuk melindungi diri dari serangan sesama manusia.
Itulah penjelasan mengenai suku Sunda berasal dari Jawa bagian Barat dan rumah adat suku Sunda. (*)