SEMARANG, DISWAYJATENG - Provinsi Jawa Tengah tercatat memiliki 1.745 Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes). Seluruh fasilitas kesehatan yang melayani masyarakat tersebut bersinergi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) guna mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Peningkatan Perluasan Akses dan Intensifikasi Pelayanan KB di Fasyankes yang digelar oleh kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Senin (17/07/2023) di Kota Semarang.
“Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Jawa Tengah berdasarkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) BKKBN, tercatat sejumlah 1.745 Faskes yang teregister dalam aplikasi New Siga (Sistem Informasi Keluarga) . Artinya, dari seribu lebih Fasyankes ini diharapkan proses pengawalan program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting bisa lebih optimal. Tak terkecuali, peran serta para Tenaga Kesehatan dan Penyuluh KB,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dalam kegiatan itu.
Menurut Eka, dalam upaya percepatan penurunan stunting, Provinsi Jawa Tengah memiliki Surat Edaran Gubernur Nomor : 400/0003289 tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pascapersalinan dalam Percepatan Penurunan Stunting yang ditandatangani Ganjar Pranowo.
BACA JUGA:Hari ke-12 Pemutakhiran, Kader Pendata BKKBN Temui 5,58 Juta Keluarga di Indonesia
Karena itu Eka berharap semua Kabupaten/Kota di Jawa Tengah ikut mendukung peningkatan KB Pascapersalinan ini.
“Dalam peningkatan KB Pascapersalinan BKKBN telah menyediakan berbagai variasi alat dan obat kontrasepsi. Harapannya dengan berbagai variasi ini akan meningkatkan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dalam masa ANC (Ante Natal Care) untuk memilih salah satu kontrasepsi yang akan dipilih akseptor,” ungkap Eka.
BACA JUGA:Inilah 7 Sepatu Bola Termahal di Dunia Milik Pesepakbola Terkenal
Menurut Eka, program Bangga Kencana diarahkan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata di setiap wilayah dan kelompok masyarakat. Strategi yang dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan KB dan Kesehatan Reproduksi serta jejaring pelayanan yang didukung oleh pendayagunaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pelayanan KB.
“Program Bangga Kencana didesain khusus untuk terciptanya Generasi Indonesia Emas 2045. Target pertama untuk mencapai generasi emas tersebut sesuai arahan Bapak Presiden adalah dengan menurunkan prevalensi stunting di angka 14 persen pada tahun 2024,” jelas Eka.
Sinergitas BKKBN serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan upaya penurunan stunting yang masif dan terstruktur. Mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, sampai tingkat desa, merupakan bentuk gotong royong dari seluruhnya, termasuk masyarakat.
BACA JUGA:Kepala BKKBN: Rumah Beratap Asbes Tak Layak Huni, Sebabkan TBC
Happy Ber-KB
Sinergitas itu pun ditopang dengan inovasi oleh masing-masing Fasyankes seperti dilakukan Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. TPMB yang dimiliki Bidan Wulan ini berinovasi pelayanan KB dengan tagar “Happy ber KB dengan Hypnoterapi”.
“Banyak pasien yang takut buat ber-KB, terutama yang IUD, implan. Nah kami punya solusi dengan adanya program Happy ber-KB ini. Sehingga melalui hypnoterapi dalam ber-KB ini mereka tidak merasakan sakit, dan malah sampai bilang kenapa tidak dari sebelum sebelumnya untuk ber-KB”, kata Bidan yang bernama lengkap Wulan Mardikaningtyas, A.Md. Keb.