DISWAYJATENG.ID – Wisata religi satu jenis wisata yang berkaitan erat dengan aktivitas maupun tempat yang berhubungan dengan agama kita sebut wisata religi. Kegiatan wisata ini bertujuan pada tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama.
Wisata religi juga biasanya ada beberapa tempat ibadah yang memiliki kelebihan, misalnya kita lihat dari sejarah, dan adanya beberapa mitos. Bisa juga tempat itu mengandung legenda serta cerita dan keunikan serta keunggulan arsitektur bangunanya. BACA JUGA:Ini Dia Sejarah Gua Jepang yang Berada di Kabupaten Brebes! Pada dasarnya wisata religi mengharapkan dapat lebih mendekatkan umat manusia kepada sang panciptanya. Dengan tujuan lebih mendekatkan dan mendapatkan pencerahan batin sehingga merasakan kebahagian yang hakiki. Kebahagiann ini bisa kita dapat karena dapat lebih merajut relasi vertikal dengan sang pencipta alam semesta. Selain menjalankan ibadah , biasanya kita isi dengan berbagai kegiatan positif untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam. Berikut adalah beberapa tempat wisata yang bernuansa religi yang harus kalian kunjungi. S alah satunya dengan berkunjung ke museum-museum bernafaskan sejarah dan kebudayaan Islam pada Indonesia. 1. Museum Islam Samudera Pasai daerah Aceh Utara Tempat ini menyimpan berbagai koleksi peninggalan Kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13 . Serta sejarah mencatat kerajaan samudra pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama ada pada Indonesia. Salah satu bukti bahwa Kerajaan Samudra Pasai berkontribusi dalam penyebaran agama Islam yang menandai dengan Kerajaan Samudra Pasai. Antaranya yaitu banyak mengirimkan para ulama serta mubaligh untuk menyebarkan agama islam pada pulau jawa. Selain itu banyak ulaama jawa yang menimba ilmu agama pada Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Samudra Pasai mencapai kejayaan karena kemajuan dagang yang pesat dan runtuh karena serangan Portugis. Kesultan Aceh mencapai kejayaan karena memiliki sumber daya alam timah dan runtuh karena serangan dari Belanda. Berikut beberapa peninggalan yang berada pada musium ini, antara lain: 1) Makam Sultan Malik Al – Saleh 2) Lonceng cakra donya 3) Makam sultan Nahrasiyah 4) Dirham peninggalan kerajaan Samudra Pasai 5) Hikayat Raja-raja Pasai 2. Museum Sejarah Al-Qur'an Sumatera Utara daerah Deli Serdang Tempat ini punya beragam Alquran dan lebih dari 70 manuskrip kuno berumur ratusan tahun yang menjadi daya tarik tempat ini. Musium ini telah teresmikan 19 april 1982 oleh Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Namun peletakan koleksi pertama langsung dari Presedin Republik Indonesia pertama yaitu Bapak. Ir.Soekarno pada 1954 berupa makara. Sebab itu musium ini lebih terkenal dengan sebutan musium yang bernama Gedung Arca. Sedang Mushaf tertua pada musium ini mempunyai dua bentuk yaitu berbentuk kalimat dan tulisan angka. Berdasarkan pada kolofon Mushaf Al-Qur’an kuno Sumatra Utara ini termasuk Mushaf Al – Qur’an tertua yang ada pada Indonesia. Sedangkan dari sisi kolofon juga Mushaf Al – Qur’an Sumatra Utara ini lebih tua sekitar berumur 115 tahun dari pada Mushaf Ternate. Biasanya tempat ini beroperasional pada pukul 08.30 – 12.00 WIB pada hari selasa – minggu dan 13.00 – 17.00 WIB. Sedangkan tiket masuknya kita hanya perlu membayar 3.000 rupiah saja. 3. Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal Tempat ini berada pada kompleks TMII, Jakarta Timur , k edua tempat ini memiliki koleksi yang berkaitan dengan Al – Q uran . Tempat itu terdapat mushaf Al Qur’an terbesar dan terkecil yang ada pada seluruh Indonesia. Munculnya pikiran ketika Presiden Soeharto ingin memajang mushaf Al Qur’an terbesar pada Indonesia . Begitu juga mushaf lainnya yang pernah ter pajang ketika festival Istiqlal pada 4 juli 1994. Koleksi yang tersedia pada tempat ini berupa, antara lain: 1) Mushaf istiqlal yang mulai tertulis oleh para ulama dan satri pada 15 oktober 1991. 2) Mushaf sundawi yang berasal dari ragam hias Jawa Barat 3) Mushaf Wonosobo oleh Abdul Malik dan Hayyatuddin pada 16 Oktober 1991 – 7 Desember 1992 4) Mushaf Pusaka oleh Presiden Ir. Soekarno dan Prof. H. Salim Fachry Guru besar IAIN yang menulisnya pada 23 juni 1948 – 15 maret 1950. 5) Mushaf Braile dengan huruf Arab Braile yang membantu para tuna netra.Demikian pembahasan kita mengenai beberapa tempat wisata yang bernuansa religi, semoga bermanfaat. (*)