"Jika hanya mengandalkan pendanaan APBD prosesnya cukup panjang, dari mulai perencanaan anggaran, belanja makanan tambahan sampai distribusinya ke keluarga sasaran butuh waktu yang tidak sebentar. Maka, dengan menghimpun donasi, filantropi dari ASN lewat gerakan Rames Sa’ceting atau rame-rame ASN sakabehe cegah stunting ini rantai panjang tersebut coba kita ringkas, kita sederhanakan," ungkapnya.
Umi menyatakan waktu pelaksanaannya pun juga bisa disesuaikan lebih fleksibel, termasuk pengerahan tenaga ASN di OPD dan juga unit sekolah sebagai perangkat pembina, juga diharapkan mampu meningkatkan efektivitas penanganan stunting ini sampai ke tingkat keluarga sasaran
Hal ini menurutnya dapat menumbuhkan rasa empati, rasa memiliki di kalangan ASN kepada saudara-saudara kita dari keluarga kurang mampu dalam memberikan asupan makanan bergizi baik untuk ibu hamil, ibu menyusui, terlebih balita stunting.
Sementara itu kepala Dinas Pemberdayaa Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana ( DP3Adan P2KB) Ir Khofifah menyatakan , melalui gerakan pencegahan stunting harus dilakukan langsung ke rumah warga sasaran.
" Output-nya bukan sekedar mendistribusikan makanan tambahan bergizi, tapi harus ada interaksi, ada komunikasi yang intens, baik dengan bidan, kader posyandu, terlebih keluarga sasaran, karena memang tujuan kita yang sesungguhnya adalah memicu perubahan pola pikir dan pola asuh orangtua kepada anak," unmgkapnya. (*)