Fiksi atau bukan masih harus kita tunggu perkembangan penanganan kasus tembak menembak polisi, di rumah polisi, di dunia nyata, di Duren Tiga Jakarta, 8 Juli lalu.
Siapa tahu jalannya cerita persis seperti di single image fiktif itu. Dan kalau benar maka jadilah fiksi itu fakta.
Bahwa media model seperti itu disebut single image saya juga baru tahu dari Ilham Bintang. Yakni gabungan antara suara, teks, dan gambar. "Yang seperti itu bikinnya mudah sekali," kata Ilham.
Gambar yang disertakan di situ memang bukan foto-foto dari peristiwa nyata. Ilustrasi gambarnya adalah sketsa mirip tokoh-tokoh cerita di Duren Tiga.
Pengusutan peristiwa Duren Tiga itu sendiri kelihatannya tidak misterius lagi. Irjen Polisi Ferdy Sambo sudah dinonaktifkan dari jabatannya: kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara. Bahkan dua pejabat polisi lagi ikut dicopot: Brigjen Pol Hendra Kurniawan, Karo Paminal Propam. Lalu Kompol Budhi Herdi, Kapolres Jakarta Selatan.
Sudah pula ada keputusan untuk dilakukan otopsi ulang. Kubur Brigadir Polisi Yosua akan dibongkar. Kubur itu sekitar 2 Km dari rumah orang tuanya di desa Suka Makmur, di pedalaman Jambi.
Keluarga korban memang menghendaki itu. Pengacara keluarga, yang juga masih anggota keluarga, sudah diterima Mabes Polri. Keinginan itu dikabulkan. Pengacara juga sudah membuat pengaduan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.
Sejak awal keluarga juga minta agar adik Yosua bisa dipindahtugaskan ke Jambi. Yosua memang punya adik seorang anggota Polri. Namanya Mahareza Hutabarat. Selama ini Mahareza bertugas di Mabes Polri. Di bagian pembinaan masyarakat. Kini ia sudah di BKO-kan di Polda Jambi. Pihak keluarga sempat sangat mengkhawatirkan keselamatan sang adik di Jakarta.
Permintaan itu langsung disampaikan ke Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo. Yakni saat Kapolda berbelasungkawa ke rumah duka di Desa Suka Makmur.
Saat itu hari pertama setelah mayat tiba. Kapolda datang secara pribadi. Kapolda menyetujui. Ia bilang akan membantu memindahkan sang adik. "Sekarang keluarga kami tenang," katanya.
Jenazah Yosua sendiri tiba di kampung Suka Makmur tanggal 9 Juli. Berarti sehari setelah ia tewas.
Waktu jenazah tiba ayah-ibu-adik-kakak Joshua tidak ada di rumah. Mereka masih dalam perjalanan jauh dari Padang Sidempuan, Sumut.
Jenazah tiba sekitar jam 15.00. Ayah-ibu-adik-kakak baru tiba tiga atau empat jam kemudian.
Tiga hari sebelum hari duka itu keluarga memang melakukan perjalanan ke Sumut. Mereka pakai mobil Rush hitam milik sendiri.
Tujuan pertama mereka ke Silangit, dekat Danau Toba. Jauh sekali. Lebih 25 jam perjalanan. Mereka ke makam kakek-nenek Joshua dari pihak ibu.
Dari Silangit mereka ke Padang Sidempuan. Tujuh jam perjalanan. Mereka ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ayah.