Itu tahun 1981.
Polisi turun tangan. Dilakukanlah penggalian. Tidak hanya tangan. Ditemukan juga tulang lainnya. Lengkap. Tulang seluruh badan manusia. Bahkan ditemukan lagi tulang perempuan. Juga lengkap. Seluruh badan.
Perlu waktu 40 tahun untuk menjelaskan siapa pemilik tulang itu dan mengapa sampai ada di bawah pohon itu.
Yang laki-laki –seperti ditulis harian Houston Chronicle pekan lalu– meninggal karena ada pukulan di bagian leher. Sedang yang perempuan mati akibat dicekik.
Begitu maju ilmu pengetahuan di bidang pengungkapan barang lama. Begitu gigih kepolisian di sana mengungkapkan tulang yang sudah berserakan itu. Begitu sabar menelusurinya dari tahun ke tahun. Tanpa pernah melupakannya. Padahal keluarga tulang-tulang itu sudah menganggapnya tidak ada harapan.
Terungkap jelas. Tulang laki-laki itu adalah Harold. Dan yang perempuan itu Tina.
Lalu, Solomon di mana tulang bayi Holly?
Siapa yang melakukan pembunuhan itu? Apa motifnya? Apa pula hubungannya dengan tiga wanita berjubah putih yang mengembalikan mobil sedan dulu?
Begitu banyak pertanyaan. Baru satu yang terjawab: soal Holly. Bayi itu ternyata baik-baik saja. Sekarang sudah berumur 41 tahun. Sudah punya anak. Bahkan sudah punya cucu. Holly tinggal bersama suami di negara bagian Alabama, antara Texas dan Florida.
Tentu namanya bukan Holly Marie lagi. Ketika diadopsi bayi itu tidak bernama. Pengadopsilah yang memberinya nama yang dipakai hingga sekarang.
Bayi Holly awalnya diserahkan ke sebuah gereja di Arizona, negara bagian lain lebih barat dari Texas. Berarti Bayi Holly telah melakukan perjalanan jauh sekali.
Dari Florida di pantai timur, ke barat ke Texas, ke barat lagi ke Arizona, jangan-jangan sampai ke pantai barat di California. Mobil sedan Sang ibu ditemukan di California. Atau, Bayi Holly dititipkan di Arizona ketika kelompok itu dalam perjalanan dari Texas ke California. Toh perjalanan itu memang harus melewati Arizona.
Tiga wanita berjubah putih tetaplah misteri. Malam itu mereka hanya minta uang 1.000 dolar. Yakni ketika menyerahkan sedan ke Sang ibu. Berarti bukan penculikan. Uang itu hanya cukup untuk sewa mobil kembali ke barat.
Sang ibu sempat bertanya kepada mereka: bagaimana keadaan anak dan menantunyi. Dijawab: baik-baik saja. Hanya saja tidak perlu ditemui. Sudah menjadi anggota sekte.
Secara spontan Sang ibu bertanya: bagaimana dengan Bayi Holly - nya? Tiga wanita berjubah putih itu tampak kaget. Lalu pergi. Tidak boleh ada dialog apa-apa. Tapi ekspresi kaget tersebut menimbulkan tanda tanya: apakah mereka sendiri tidak tahu semua kejadian yang menimpa pasangan itu? Atau mereka kaget, kok Sang ibu mempertanyakannyi?
Sang ibu akhirnya memang dibawa ke lokasi ditemukannya tukang anaknyi di Texas. Pekan lalu. DNA pun dicocokkan. Luar biasa kerja tim penyelidikan DNA di kasus ini. Mereka begitu ahli. Begitu sabar. Begitu tekun.