Petani Kesulitan Pengairan, Pemkab Brebes Sarankan Petani Tanam Palawija

Petani Kesulitan Pengairan, Pemkab Brebes Sarankan Petani Tanam Palawija

KESULITAN - Petani di Kabupaten Brebes mengaku kesulitan air bersih dan harus menghemat untuk pengairan irigasi.Foto:Eko Fidiyanto/diswayjateng.id ‎--

BREBES, diswayjateng.id - Pemkab Brebes melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penata Ruang (DPSDAPR) setempat menyarankan kepada petani di Kabupaten Brebes menanam palawija.

Serta tidak menyarankan untuk menanam tanaman yang membutuhkan air yang banyak, seperti padi dan bawang merah.

‎Hal itu disampaikan oleh Kepala DPSDAPR Kabupaten Brebes Abdul Majid. Majid menyebutkan, untuk saat ini di masa tanam ketiga lebih idealnya para petani menanam palawija. Hal ini lantaran tanaman palawija tidak memerlukan banyak air untuk mengaliri tanamannya.

‎"Sudah panen di masa tanam kedua saja kita sudah alhamdulillah. Tapi, untuk masa tanam ketiga ini kita tidak menyarankan petani untuk menanam tanaman yang buruh air yang banyak, cukup tanam palawija," ujarnya.

BACA JUGA:Petani di Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal Kesulitan Air Irigasi

BACA JUGA:Kekeringan, Ribuan Warga Belik Pemalang Kesulitan Air Bersih

‎Dia menerangkan, meski menyarankan menanam palawija namun pihaknya akan tetap berkordinasi dengan Bendungan Kuningan untuk mengaliri persawahan di Brebes. Apalagi, saat ini sudah ada petani yang mulai menanam padi di masa tanam ketiga.

‎"Tetap kita koordinasi dengan Bendungan Kuningan untuk proses pengairan di wilayah Brebes, soalnya sudah ada beberapa petani yang sudah menanam padi di masa tanam ketiga ini. Seperti kemarin, kita sudah mendapatkan pasokan air dari Bendungan Kuningan dan sudah dimanfaatkan para petani," lanjutnya.

‎Tidak dipungkiri, lanjutnya, jelang musim kemarau ini aliran irigasi di Kabupaten Brebes tidak maksimal mendapatkan aliran seperti musim hujan kemarin. Karenanya, dia berharap para petani bisa memanfaatkan hal itu.

"Jadi sekali lagi kami menyarankan petani nanamnya palawija di musim tanam ketiga ini. Jangan padi dan lainnya, ini mengantisipasi kekurangan air saat musim kemarau," lanjutnya.

BACA JUGA:Warga Pantura Kabupaten Tegal Kesulitan Air Bersih, Sumur Mengering

BACA JUGA:Pengelolaan Pamsimas Tak Maksimal Ancam Warga Kesulitan Air Bersih

‎Sebelumnya diberitakan, sedikitnya puluhan Hektar (Ha) lahan padi di wilayah Kecamatan Losari kembali teraliri air setelah sebulan kekurangan air. Hal ini, setelah Saluran Sekunder (SS) Rungkang kembali dialiri air, Minggu 20 Juli 2025.

‎Kepala Desa Rungkang, Kecamatan Losari Untung Surodi mengatakan, untuk luasan area yang di lalui SS Rungkang dari D Kubang Jero sampai Pantura desa Losari Kidul mencapai 1.000 an (Ha).

Namun, untuk yang tanem padi MT 3 sekitar 40 % sisanya palawija. "Sebagian besar lahan padi di wilayah Losari sudah sebulan tidak teraliri air," ujarnya.

‎Untung menyebutkan, sudah banyak tanaman padi yang sudah membutuhkan aliran air. Dengan adanya aliran air hari ini, kata dia, memberikan dampak positif untuk petani selain untuk persiapan masa tanam ke 3 juga memberikan dampak positif ke ekonomi masyarakat.

BACA JUGA:Kesulitan Air Mulai Dirasakan Petani Sayur, Produktivitas Terancam

"Karena masyarakat bisa bekerja lagi di sawah untuk mengolah lahan pertanian. Dan semoga aliran air bisa sampai panen," katanya.

‎Salah seorang petani padi Desa Rungkang Warso mengatakan, para petani sudah beberapa pekan ini menunggu aliran air untuk lahan persawahannya.

Sebab, banyak petani padi yang hendak melakukan masa tanam ketiga. "Aliran air ini membantu petani yang saat ini kesulitan untuk menggarap lahan pertanian. Semoga pasokan air ini bisa lancar sampai sukses panen ketiga," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: