Pengelolaan Pamsimas Tak Maksimal Ancam Warga Kesulitan Air Bersih
TERBENGKALAI - Kondisi tower Pamsimas di Desa Siandong, Kecamatan Larangan yang tidak terurus. -Eko Fidiyanto-Radar Brebes
BREBES, DISWAYJATENG - Kekurangan air bersih mulai dirasakan sejumlah warga di beberapa desa di Kabupaten Brebes. Tetutama bagi desa-desa yang tidak terdapat sumber air tanah.
Kesulitan air bersih ini juga dirasakan warga yang didesanya mendapatkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), namun pengelolaannya tidak optimal.
Salah satunya di Desa Siandong, Kecamatan Larangan. Bangunan tower Pamsimas di desa ini nampak terbengkalai. Tower Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di desa itu dibangun pada tahun 2017 kini nampak kumuh dan tidak terurus.
Pintu bangunan tersebut nampak sudah jebol dan keropos. Kondisi ini dibiarkan begitu saja selama bertahun-tahun.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Brebes, Dani Asmoro mengaku sudah mengetahui kondisi tower Pamsimas tersebut. Pihaknya saat ini sedang menginventarisir bangunan Pamsimas yang tidak berfungsi optomal lantaran beberapa faktor.
Dia menyebut, di Kabupaten Brebes terdapat 161 desa penerima program Pamsimas. Program ini sejatinya bisa mengatasi kekurangan air bersih saat musim kemarau.
BACA JUGA:Kekurangan Air, Petani Cabai Mulai Kelimpungan
"Kami sedang melakukan inventarisir Pamsimas mana saja yang saat ini tidak berfungsi optimal. Memang ada beberapa faktor yang menjadi kendala pengelolaan Pamsimas. Di antaranya terkait kelembagaan pengelolaan dan partisipasi masyarakat untuk iuran pembayaran listrik Pamsimas. Sedangkan sumber airnya di situ masih ada dan sangat aman," kata Dani Asmoro, Selasa (4/7).
Dani menjelaskan, pengelolaan Pamsimas di Desa Siandong Kecamatan Larangan dulu cukup baik dan saat ini sudah ada lebih dari 100 pelanggan Pamsimas.
Pamsimas di desa tersebut dikelola oleh Kelompok pengelola sarana prasarana air minum dan sanitasi (KPSPAM) yang terdiri dari unsur masyarakat desa setempat. Namun saat ini pihaknya belum mengetahui pasti perkembangan pengelolaan Pamsimas tersebut.
"Kami sudah mengundang para KPSPAM untuk pembekalan pengelolaan Pamsimas. Kami tanyai mereka dan mayoritas kendalanya adalah kelembagaan pengelolaan dan iuran listrik yang akhirnya dibiarkan. Untuk pengelolaan, masing-masing desa masih tarik ulur antara KPSPAM dan BUMDes," ungkap Dani.
Dani melanjutkan, bagi desa-desa penerima program Pamsimas seharusnya tidak sampai mengalami kesulitan air bersih saat musim kemarau. Namun hal itu bergantung pada peran serta masyarakat dalam pengelolaan Pamsimas. Menurutnya, pengelolaan Pamsimas sangat penting untuk mengatasi kesulitan air bersih saat musim kemarau.
"Pengelolaan Pamsimas ini penting untuk mengantisipasi agar jangan sampai warga mengalami kesulitan air bersih," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: