Hidupkan Kembali Jalan Tua Kedungwungu-Lebaksiu Kabupaten Tegal, Bangkitkan Ekonomi Pedesaan
KERJA BAKTI - Ratusan warga kerja bakti membuka jalan tua di tengah hutan dari Desa Kedungwungu ke Lebaksiu Kabupaten Tegal.Foto: Yeri Noveli/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjayeng.id – Ratusan warga Desa Kedungwungu, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, bahu-membahu membuka kembali jalan tua yang sempat hilang ditelan semak dan waktu. Jalan sepanjang 5,7 kilometer dengan lebar sekitar 8 meter yang melintasi kawasan perbukitan dan hutan pinus milik Perhutani itu kini kembali menggeliat.
Tak ada alat berat. Tak ada upah harian. Hanya tekad gotong royong yang menyatukan semangat warga untuk menghubungkan Desa Kedungwungu menuju Lebaksiu, sebuah jalur penting di masa lalu yang pernah menjadi nadi ekonomi warga sebelum akhirnya terlupakan.
Pada era 1980-an, jalan ini merupakan jalur utama penghubung dari Desa Kedungwungu ke Pasar Komplet Slawi. Saat itu, pasar Cerih di Jatinegara belum ada. Aktivitas warga Sitail, Penyalahan, Cerih, Mokaha, hingga Gambuhan, bertumpu pada jalan ini sebagai akses ke pusat ekonomi. Banyak warung berjejer di sepanjang jalan, menjadi saksi geliat ekonomi lokal.
Namun seiring pembangunan infrastruktur baru, masyarakat mulai beralih ke jalur memutar yang melewati Karangjambu, Bojong, hingga Lebaksiu. Jalur baru memang layak dilalui kendaraan besar, tetapi jauhnya mencapai 30 kilometer, sangat membebani masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan pedagang kecil.
BACA JUGA:Akses Baru Ternadi-Rahtawu, Pemkab dan TNI Bersinergi Bangun Jalan 11 Kilometer
BACA JUGA:Tuntas! TMMD Sengkuyung di Kota Magelang Berhasil Bangun Jalan dan Irigasi
“Kalau lewat jalan ini cuma 5,7 kilometer, bisa hemat waktu dan ongkos. Tapi sekarang sudah tertutup rumput, tinggal jalan setapak,” kata Mukarom (50), tokoh masyarakat Kedungwungu yang juga ikut kerja bakti membuka jalan tersebut.
Pembangunan kembali jalan ini dinilai akan membuka akses baru bagi pemerataan ekonomi di wilayah Tegal bagian selatan, khususnya daerah pegunungan yang selama ini tertinggal infrastruktur.
“Ini bukan sekadar jalan. Ini urat nadi yang menyambung harapan warga desa terhadap kemajuan. Kami ingin pemerintah benar-benar mengawal ini sampai selesai,” ujar Mukarom.
Kini, di antara pepohonan pinus yang menjulang, harapan baru perlahan tumbuh. Jalan tua itu mungkin telah mati, tapi semangat masyarakat untuk menghidupkannya kembali justru menguat.
Kepala Desa Kedungwungu, Abdul Mukhit, mengatakan bahwa inisiatif membuka jalan ini murni berasal dari masyarakat.
BACA JUGA:Bangun Jalan Usaha Tani
BACA JUGA:Sebulan, TNI Bangun Jalan 1.108 Meter di Kedungbanteng Kabupaten Tegal
"Kami ingin jalan ini kembali hidup. Ini jalur sejarah dan sangat dibutuhkan warga lintas desa,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: