‎2 Kali Ambruk, SDN Pengarasan 2 Kabupaten Tegal Dibangun

‎2 Kali Ambruk, SDN Pengarasan 2 Kabupaten Tegal Dibangun

CEK BANGUNAN - Kepala SDN Pengarasan 2, Yanuar Kristiyanto, saat mengecek bangunan ruang kelas anak didiknya yang sedang direnovasi.Foto: Yeri Noveli/diswayjateng.id--

SLAWI, diswayjateng.id – Setelah dua kali mengalami ambruk, akhirnya SD Negeri (SDN) Pengarasan 2, Kecamatan Dukuhturi kini bernapas lega. Sekolah yang sempat nyaris tak layak huni itu mendapat kucuran dana segar sekitar Rp1 miliar dari APBN dan APBD untuk rehabilitasi total ruang kelas serta pembangunan ruang baru.

‎Kepala SDN Pengarasan 2 Yanuar Kristiyanto tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Ia mengatakan, dana tersebut menjadi penyelamat bagi sekolah yang sempat hampir lumpuh akibat kondisi bangunan rusak berat.

‎“Alhamdulillah, sekolah kami mendapat bantuan untuk memperbaiki ruang kelas 1 sampai 6, plus tambahan ruang perpustakaan dan UKS. Kondisinya dulu sudah sangat parah,” ujarnya.

‎Dari total anggaran itu, Rp375 juta bersumber dari APBD Kabupaten Tegal tahun 2025 digunakan untuk renovasi tiga ruang kelas. Sementara Rp634 juta dari APBN tahun 2025 dialokasikan untuk rehab tiga ruang kelas lainnya, MCK sebanyak 4 pintu, pembangunan ruang perpustakaan, ruang UKS, serta ruang administrasi.

BACA JUGA:Ambruk 5 Tahun Tanpa Perbaikan, Siswa SDN Sitanggal 06 Brebes Belajar di Perpustakaan Sempit ‎

BACA JUGA:Cerita Korban dan Saksi Mata yang Histeris saat Atap Teras Kantor Pemkab Brebes Ambruk ‎

‎Proyek APBN dimulai pada 7 Oktober 2025 dan ditarget rampung akhir Desember 2025, sedangkan proyek APBD berjalan sejak 4 September hingga 31 Desember 2025.

‎Yanuar mengungkapkan, sebelum mendapat bantuan, kondisi SDN Pengarasan 2 benar-benar memprihatinkan. Bahkan dua kali bagian bangunan roboh.

‎"Tahun 2023 plafon kelas 6 ambruk, dan awal 2025 giliran teras kelas 4 roboh. Untung tidak ada korban jiwa,” tuturnya.

‎Selama renovasi berlangsung, kegiatan belajar mengajar (KBM) dialihkan sementara. Siswa kelas 3 hingga 6 menumpang di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Desa Pengarasan, sementara kelas 1 dan 2 tetap belajar di sekolah namun dengan sistem dua shift karena hanya tersedia satu ruang.

BACA JUGA:Bangunan KPT Brebes Senilai Rp110 Miliar Ambruk saat Perbaikan Atap, 3 Korban Dilarikan ke RS ‎

BACA JUGA:Bangunan KPT Brebes Ambruk saat Pelaksanaan Lomba, Sejumlah Korban Alami Luka-luka

‎“Kelas 1 masuk pukul 07.00 WIB sampai 09.30 WIB lalu disusul kelas 2 dari pukul 09.30 WIB sampai 12.00 WIB,” ujarnya.

‎Ia juga berharap ada anggaran tambahan untuk pavingisasi halaman sekolah seluas sekitar 300 meter persegi agar lingkungan sekolah semakin nyaman dan representatif.

‎“Kami ingin suasana belajar yang bersih dan rapi. Kalau halaman sudah dipaving, anak-anak juga lebih nyaman bermain dan beraktivitas,” pungkasnya penuh harap. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: