Siswa SMK Negeri 3 Kota Tegal Diduga Hilang di Laut Kepulauan Kangean saat Prakerin

DISKUSI - Diskusi dlakukan untuk mencari keberadaan korban.Foto: Meiwan Dani R/diswayjateng.id--
"Saat menangkap ikan, malam harinya sampai pagi anaknya masih ada, bahkan ikut menarik jangkar," kata saeful.
Setelah itu anaknya, izin ke toilet yang berada di kapal bagian bawah, namun sampai siang tidak kembali. Saat ini tim berusaha terus untuk melakukan pencarian. Bahkan sudah membuat laporan ke Polresta Pati tentang hilangnya anak tersebut.
BACA JUGA:Siswa SMK Negeri 3 Kota Tegal Dilatih Wawasan Kebangsaan
BACA JUGA:Gandeng Perusahaan Otomotif, SMK Negeri 3 Kota Tegal Laksanakan Tes Rekrutmen
"Saat makan siang, kru Prakerin kurang satu, semua disuruh untuk mencari. Padahal paginya masih ada, untuk barang barang tas dan lainya masih ada di kapal," ujarnya
Anak Buah Kapal (ABK) dan teman prakerinya tidak ada yang melihat keberadaan Dafa, Posisinya tidak ada yang melihat secara langsung, hanya saja menjelang subuh ijin ke toilet di kapal bagian bawah.
"Semua yang ada di kapal sudah di informasikan satu kru tidak ada di kapal," jelasnya.
Anggota Pol Airud Juwana Pati Aiptu Lis menyampaikan sebelum berangkat menangkap ikan, mereka sudah diberikan pembekalan terlebih dahulu. Dari pihak kapal sudah memberitahukan kepada petugas tentang hilangnya siswa tersebut.
BACA JUGA:SMK Negeri 3 Kota Tegal Praktik Penyelamatan Diri di Laut
BACA JUGA:1.600 Siswa SMK Negeri 3 Kota Tegal Gelar Fashion Show Peringati Hari Kartini
Pol Airud yang mendampingi pihak kapal terus melakukan pencarian. Pihak kapal juga telah memberikan informasi anak PKL yang hilang di kapal sampai sekarang belum ditemukan.
"Kami masih terus melakukan pencarian, Pencarian itu tanggung jawab dari kami apapun hasilnya nanti akan kita sampaikan. Tetap kita usahakan mencari, saat ini sudah tujuh hari pencarian, tetapi belum ditemukan, nanti akan kita sampaikan untuk dilakukan rekontruksi hilangnya anak tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 3 Kota Tegal Bejo menyampaikan duka yang mendalam dan sebagai bentuk rasa empati, sekolah berencana akan mendatangi kediaman orangtua korban sekaligus mengikuti tahlilan tujuh hari.
"Kami dari sekolah akan datang untuk mengikuti tahlilan tujuh hari, sebagai bentuk rasa duka dan empati," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: