Hesti Widianti, Dosen Poltek Harber Tegal Bertahun-tahun Hadapi Cobaan Berat, Raih Gelar Doktor Tercepat

Hesti Widianti, Dosen Poltek Harber Tegal Bertahun-tahun Hadapi Cobaan Berat, Raih Gelar Doktor Tercepat

APRESIASI - Hesti Widianti bersama suami dan kedua anaknya mendapat apresiasi dari kampus tempatnya mengajar.Foto:K Anam S/diswayjateng.id--

TEGAL, diswayjateng.id - Di balik keceriaannya saat mengajar mahasiswa, tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Hesti Widianti sedang bergelut dengan keadaan. Setelah sekian lama menyimpannya dalam diam, Dosen Politeknik (Poltek) Harapan Bersama (Harber) Tegal ini menuangkan kisah inspiratifnya dalam buku yang baru saja dibedah. Buku itu berjudul Kasih yang Tak Pernah Lelah: Merajut Cinta Menggapai Asa.

Ratusan mahasiswa yang hadir di Aula Poltek Harber berkaca-kaca saat menyaksikan Hesti Widianti, sang dosen yang biasanya ceria itu, mendapat kejutan dari suami dan kedua anaknya.

Nanang Andi Gunalan, suami Wiwit, sapaan Hesti Widianti, bersama kedua anak mereka, Atha Ghazali JSP dan Khansa Jaris Quasshie muncul dari balik pintu di tengah-tengah acara Bedah Buku Kasih yang Tak Pernah Lelah: Merajut Cinta Menggapai Asa.

Nanang berjalan menuju panggung sembari menyanyikan lagu Komang-nya Raim Laode. “Sebab kau terlalu indah dari sekedar kata. Dunia berhenti sejenak, menikmati indahmu…” Suara Nanang masih segar seperti saat muda dulu.

BACA JUGA:Poltek Harber Tegal Gelar Kuliah Umum Bersama Wamen Koperasi Ferry Juliantono

BACA JUGA:Poltek Harber Tegal Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Mental Remaja Melalui Edukasi Media Sosial

Suasana semakin mengandung bawang ketika Nanang memeluk erat dan mencium kening perempuan yang ada di depannya, istri tercintanya. Disusul rangkaian bunga dipersembahkan Atha dan Khansa untuk ibu mereka. 

Kali ini, Wiwit tidak kuasa membendung air mata yang mengombak di balik kacamatanya, di depan mahasiswanya. Meski begitu, Wiwit tetaplah Wiwit, sosok yang mampu mencairkan suasana di situasi apa saja.

Di tengah haru biru itu, perempuan berusia 42 tahun tersebut masih bisa berkelakar. “Saya jelek ngga nangis? Lipstick-nya hilang ngga?” tanya Wiwit disambut ger-geran seisi aula.

Buku Kasih yang Tak Pernah Lelah: Merajut Cinta Menggapai Asa setebal 127 halaman ditulis Wiwit pada akhir 2024 lalu. Buku ini bukan sekadar catatan pengalaman, melainkan curahan hati seorang perempuan yang lebih memilih untuk meledakkan magma kemarahan terhadap keadaan dalam sebuah memoar. “Buku ini awalnya adalah bentuk kemarahan saya terhadap situasi saat itu,” aku Wiwit.

BACA JUGA:Gandeng SMK Negeri 3 Tegal, Poltek Harber Tegal Adakan PKM

BACA JUGA:Prodi Akuntansi Poltek Harber Tegal Adakan Bakti Sosial di Panti Asuhan

Ujian mulai menghampiri Wiwit pada 2019. Ketika itu, sang suami yang merupakan seorang polisi, jatuh sakit, dan setahun berikutnya divonis mengalami gagal ginjal. Seperti petir menyambar di siang bolong.

Selama bertahun-tahun, dia menghadapi cobaan kehidupan yang berat itu sendirian. Namun, sedikitpun tidak mau mengeluh ke keluarga, mahasiswa, juga rekan-rekan dosennya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: