Pemkot Semarang Gandeng Koperasi Merah Putih, Sediakan Truk Sampah di Tiap Kelurahan

Wali Kota Semarang, Agustina usulkan koperasi merah putih punya truk sampah ditiap kelurahan--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, dsiwayjateng.id - Berbagai inovasi terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) SEMARANG untuk mengangani permasalahan sampah di Kota SEMARANG yang mencapai 850 ton sampah yang dibuang TPA Jatibarang setiap harinya.
Wali Kota Semarang, Agustina manajemen pengangkutan sampah yang efektif perlu diterapkan terutama dari wilayah hilir. Dengan jumlah armada yang terbatas dan kondisinya sudah mulai tua.
"Pengadaan truk dari 2012 sampai 2019 itu totalnya 90 unit. Kalau kita lihat mobil sudah capek, banyak yang ambrol. Kalau usia sudah 5-6 tahun bentuknya seperti apa coba. Karena itu kita terima kasih kepada masyarakat yang memberikan gambar di media sosial, terang Agustina.
Pemkot Semarang telah membeli lima truk baru dan memperbaiki beberapa kontainer. Namun, keterbatasan anggaran membuat pembelian truk dalam jumlah besar menjadi sulit direalisasikan.
BACA JUGA:Semarang Barat Gelar Lomba Kampanye Sampah, Dukung Program Semarang Bersih 2025
BACA JUGA:Pemkot Semarang Perbaiki 40 Kontainer Truk Sampah Rusak, 44 Unit Baru Tiba Juni 2025
Agustina menyampaikan, muncul ide inovatif untuk memberikan kesempatan kepada Koperasi Merah Putih agar bisa memiliki dan mengoperasikan truk sampah sendiri ditingkat Kelurahan. Ide ini mendapat sambutan positif dari Wali Kota.
"Bagus banget, nanti biar Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang membuat kajian mengenai itu dan bisa dipakai oleh koperasi merah putih. Kan ini berarti kajian bisnis, ada yang bayar," terangnya.
Berdasarkan perhitungan, Kota Semarang membutuhkan sekitar 139 unit truk untuk menuntaskan persoalan pengangkutan sampah. Saat ini baru tersedia 114 truk, sehingga dibutuhkan kerja sama yang inovatif agar kebutuhan tersebut terpenuhi.
"Kalau suruh beli 90 lagi dengan APBD, waduh enggak kuat kita," paparnya.
Wali Kota juga menyebutkan skenario ideal, yaitu setiap kelurahan memiliki satu truk dan empat kontainer. Menurutnya, hal itu sudah cukup untuk menyelesaikan masalah sampah, terlebih ada sumber pemasukan dari masyarakat.
"Kelurahan kalau punya satu truk dan empat kontainer, bisa selesai pengangkutan kan ada yang bayar. Tapi ini sebuah visi yang luar biasa," katanya.
Agustina menegaskan bahwa pengelolaan di tingkat hulu sudah berjalan cukup baik. Bahkan, 48 rumah telah terintervensi secara langsung dan menunjukkan adanya potensi ekonomi dari pengolahan sampah.
"Kalau di tingkat hulu saya kira ini tinggal jalan aja. Bahkan sudah terdeteksi ada putaran ekonomi di sana," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: