Amburadulnya RSUD Soewondo Pati Jadi Sorotan Bupati Sudewo

Amburadulnya RSUD Soewondo Pati Jadi Sorotan Bupati Sudewo

Musrenbang memiliki target utama peningkatan indeks kinerja utama Pemkab Pati -arief pramono/diswayjateng.id-

PATI, diswayjateng.id- Kondisi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewondo Kabupaten Pati yang sangat memprihatinkan, benar-benar mendapatkan sorotan tajam Bupati Pati. Karena itu, perbaikan layanan kesehatan telah dimulai pada 2025 dan terus dilanjutkan sebagai program prioritas pada 2026.

Hal itu terungkap saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pati Tahun 2026. Musrenbang kali ini terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pati Tahun 2025–2029. 

Bupati Pati Sudewo menegaskan, Musrenbang kali ini memiliki target utama dalam peningkatan indeks kinerja utama daerah. Sejumlah kebijakan strategis Pemkab Pati, juga mulai dijalankan pada tahun 2025 dan berlanjut hingga 2026.

“Ini adalah Musrenbang yang terintegrasi dengan RKPD 2026 dan RPJMD 2025–2029. Target kami dalam Musrenbang ini untuk peningkatan indeks kinerja utama sebagaimana yang dijelaskan oleh Bappeda tadi,” ujar Bupati Sudewo, Senin (26/5/2025).

Sudewo menyebut beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus Pemkab Pati. Antara lain infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan, pertanian, perikanan, serta penanggulangan bencana.

Sudewo menyebut, infrastruktur jalan tetap menjadi prioritas utama RKPD 2026. Namun pada tahun 2025 sudah banyak ruas jalan yang ditangani. 

“Masih banyak jalan dalam kondisi rusak yang membutuhkan penanganan serius dan berkelanjutan,” ucap Sudewo.

Sedangkan di bidang pendidikan juga mendapat sorotan khusus Sudewo. Sebab pendidikan merupakan pembangunan berkelanjutan yang tidak bisa berhenti di satu titik waktu. 

Ia berharap pendidikan tetap menjadi prioritas utama hingga RPJMD mendatang.

“Pendidikan adalah pembangunan yang berkelanjutan yang tidak mungkin akan berhenti di tahun 2026. Makanya, di tahun 2026 masih jadi prioritas kami sampai tahun-tahun berikutnya,” ucapnya.

Selain itu, peningkatan swasembada pangan juga masuk dalam agenda strategis. Keberhasilan swasembada harus berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani, bukan sekadar produksi atau surplus semata. 

Ia memperkenalkan tagline ‘10 Ton Bisa’, sebagai semangat baru dalam produksi padi per hektare yang ditargetkan mencapai 10 ton.

“Supaya cost produksinya turun dan menjadi efisien, kita akan lakukan modernisasi pengolahan pertanian dan penyediaan alat-alat pertanian,” katanya.

Bupati juga menyinggung pentingnya penanganan banjir dan kekeringan. Penanganan bencana dilakukan secara bertahap, telaten, sabar, dan detail, agar dampaknya bisa diminimalkan secara berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: