Kepala Planetarium UIN Walisongo: Menurut Kriteria Mabims, 1 Ramadan Ditentukan Pengamatan Hilal di Aceh

Kepala Planetarium UIN Walisongo: Menurut Kriteria Mabims, 1 Ramadan Ditentukan Pengamatan Hilal di Aceh

Petugas merakit teropong untuk melakukan rukyatul hilal di gedung Planetarium UIN Walisongo Semarang, beberapa waktu lalu.--Wahyu Sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id - Menurut Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang, Ahmad Syifaul Anam mengatakan, penentuan 1 Ramadan berdasarkan Hilal dengan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), maka di Indonesia hanya bisa dilihat dari Aceh dan Sabang.

Berdasarkan visibilitas hilal menurut kriteria Mabims, posisi hilal harus memiliki standar minimal ketinggian 3 derajat dan sudur elongasi 6,4 derajat.

"Di Indonesia sendiri tidak ada yang bisa memenuhi kriteria tersebut, kecuali di Aceh dan Sabang. Meskipun di Semarang ketinggiannya sudah memenuhi 3 derajat, tapi jarak elongasi belum memenuhi," jelasnya saat ditemui wartawan diswayjateng.id, Selasa, 25 Februari.

Berdasarkan kriteria Mabims yang sudah diputuskan oleh 4 Negara dari 2022, jika hilal sudah memenuhi kriteria ketinggian dan jarak elongasi baik terlihat maupun tidak sudah dimungkinkan akan berganti sebagai bulan baru. 

BACA JUGA:Sambut Ramadan, Warga Bustaman Mensucikan Diri dengan Perang Air pada Gebyur Bustaman

BACA JUGA:Jelang Ramadan, Disdag Kota Semarang Menjamin Harga dan Pasokan Kebutuhan Pangan Aman

"Jika hilal sudah memenuhi kriteria baik ada yang melaporkan atapun tidak, bisa dimungkinkan juga akan berganti bulan baru dan 1 Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025," jelasnya.

Menambahkan, "kalau di Aceh dan Sabang rukyatul hilal (pengamatan langsung) terlihat, maka kita bersama-sama akan menjalankan puasa baik Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Pemerintah,"tambahnya.

Namun, jika Rukyatul Hilal di Aceh dan Sabang tidak terlihat, maka NU akan menggenapkan menjadi 30 hari, sehinnga masuk 1 Ramadan jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

"Kalau di Aceh tidak ada satupun yang melaporkan, saya menduga NU akan mundur 1 hari dan menggenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Ramadan jatuh pada hari Minggu, 2 Maret 2025 nanti," ujarnya Anam.

Anam menambahkan, meskipun ada yang melihat hilal selain di Aceh dan Sabang, kalau tidak memenuhi kriteria Mabims, maka kesaksian terhadap hasil rukyatul hilal akan ditolak dan dianggap belum memenuhi kriteria.

"Untuk cuaca di Aceh kita tidak tahu seperti apa, yang biasanya habis hujan malah jutru bisa cerah dan melihat hilal,"ungkapnya.

Meskipun tidak masuk dalam kriteria Mabims dari sigi jarak elongasi, Kota Semarang sendiri akan melakukan rukyatul hilal pada Jumat, 28 Februari 2025 yang berlokasi di Planetarium UIN Walisongo dan Masjid Agung Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: