Sambut Ramadan, Warga Bustaman Mensucikan Diri dengan Perang Air pada Gebyur Bustaman

Warga kampung Bustaman mengikuti tradisi Gebyur Bustaman.--Wahyu Sulistiyawan
SEMARANG, diswayjateng.id - Ratusan warga kampung Bustaman, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan SEMARANG Tengah, Kota SEMARANG melakukan tradisi unik untuk mensucikan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Mereka mensucikan diri dengan menguras air sumur yang berada di salah satu masjid di kampung tersebut dengan cara dibungkus plastik dan dilempar kepada warga sekitar bak peperangan air.
Acara yang diikuti dari warga Rt 4 dan 5 Rw 3, Kelurahan Purwodinatan ini dimulai sejak pukul 15.00 wib, Minggu, 23 Februari 2025.
Diawali dengan kirab budaya yang dipimpin oleh Kepala Dinas Budaya Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, R Wing Wiyarso Poespojoedho, Anggota DPR RI Komisi VII Samuel Wattimena, dan beberapa pejabat pemerintah Kota Semarang lainnya.
BACA JUGA: 5000 Potong Kue Ganjel Rel akan Dibagikan Warga saat Kirab Dugder
BACA JUGA: Bentuk Mensucikan Diri sebelum Ramadan, Bima Rela Mandi Lumpur di Sendang Gede
Disusul oleh pembawa kendi, mereka menuju tujuh anak yang akan dimandikan di area Masjid Barokah, Bustaman.
Tujuh anak dimandikan dengan air yang sudah didoakan dengan khidmat. Setelah dimandikan, bunyi petasan dan genderang pun berbunyi. Pertanda perang air dimulai.
Bungkusan yang berisi air aneka seketika bertebangan membasahi sudut kampung yang terkenal dengan sate kambing dan masakan gulai tersebut.
Tidak lepas dari lemparan air, para awak media dan fotografer juga tidak luput dari serangan air dan terpaksa harus membungkus kameranya dengan plastik.
Semuanya basah kuyup karena saling lempar air warna. Ada juga yang menggebyurkan air dari atas loteng. Tak sedikit pula yang mengabadikan foto dan video di atas musala.
Setelah perang air, para pengunjung dan warga makan ungkep, hidangan gule kambing khas Bustaman yang diberi bumbu kecap. Suasana kebersamaan sangat terasa.
Anggota DPR RI Komisi VII, Samuel Wattimena terlihat basah kuyup. Sambil memakan ungkep, Samuel sangat senang dan mengapresiasi sekaligus berterima kasih karena ikut membaur memeriahkan rangkaian Gebyuran Bustaman.
"Tidak ada batasan pejabat, dan masyarakat, semua seru-seruan bersama, saya mengajak masyarakat untuk bergembira bersama di Kampung Bustaman ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: