DLH Kabupaten Tegal Bekali Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup TPAS Penujah

DOKUMEN - Kepala UPT Pengelolaan Akhir Sampah DLH perlihatkan dokumen pengelolaan lingkungan hidup TPAS Penujah.Foto: Hermas Purwadi/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id - Langkah penertiban terhadap TPA kini digencarkan Kementerian LHK. Disikapi serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal. Hal ini terkait dengan keberadaan dokumen perizinan terhadap pengelolaan sampah di Penujah.
Plt Kepala DLH Kabupaten Tegal Edy Sucipto melalui Kepala UPT Pengelolaan Akhir Sampah Cholidin menyatakan bahwa Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) menyangkut izin lingkungan untuk kegiatan TPAS sudah dimiliki.
"Untuk DPLH menyangkut ijin lingkungan atas usaha kegiatan TPAS kita sudah punya," ujarnya, Senin (17/2/2025).
Saat ini, pihaknya berupaya mewujudkan control landfill pengurukan sampah secara periodik di TPAS Penujah minimal seminggu sekali mengacu pada ketersediaan anggaran.
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Lakukan Pendampingan dan Pengusulan Calon Sekolah Adiwiyata
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Buat Format Program Desa Piloting
Saat ini luasan TPAS Penujah mencapai 5, 8 hektare di tampah 1, 7 hektare yang belum terpakai atau belum digunakan. Ke depan, TPAS Penujah akan menuju pada sanitarylandfill atau proses uruk sampah setiap hari.
Dengan kondisi yang ada saat ini, pihaknya memprediksi TPAS Penujah masih bisa difungsikan 5 tahu ke depan. Saat ini pihaknya juga tengah berupaya mengajukan usulan pembuatan pengelolaan bak lindi. "
Anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan uruk serta pembuatan pengelolaan bak lindi diperkirakan mencapai Rp300 juta," ungkapnya.
Pihaknya kini terus mengupayakan mengurangi volume sampah organik di areal Tempat Pemprosesan Akhir sampah (TPAS) Penujah. Hal ini dilakukan dengan memproses sampah organik dengan menggunakan mesin pencacah sampah untuk dijadikan kompos.
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Usulkan Anggaran Uruk dan Pengelolaan Bak Lindi
BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Butuh Anggaran untuk Percepatan Perambasan Pohon
"Hasil dari pemprosesan sampah organik menjadi kompos tersebut. Nantinya dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan, seperti kelompok pengiat lingkungan dan petani," terangnya.
Ditegaskan, saat ini tengah terus berupaya kosentrasi melakukan penataan lahan agar lingkungan TPAS Penujah layak menjadi TPAS standar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: