Kompensasi Dampak Radiasi Nihil, Warga Demak Gembok Pagar Tower Telkomsel
Warga desa Gajah Demak, melakukan penggembokan di pagar tower telkomsel-nungki diswayjateng-
DEMAK, diswayjateng.id - Tiga kali perpanjangan kontrak tower tanpa kompensasi, warga Desa Gajah, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, menggembok pagar pintu tower yang diduga milik Telkomsel karena tidak ada adanya rembugan perpanjangan kontrak dan nihil kompensasi.
Sesuai informasi warga, tower telekomunikasi tersebut telah berdiri selama 20 tahun dengan perpanjangan kontrak pada pemilik lahan setiap sepuluh tahun sekal. Di mana per Oktober 2024 lalu masuk ke perpanjangan kontrak ke 3 untuk 10 tahun kedepan.
Menurut warga yang melakukan aksi penggembokkan, tower jaringan Telkomsel tersebut, sejak perpanjangan kontrak ke 2 dan ke 3 tidak pernah melibatkan dan tidak pernah memberikan kompensasi walaupun dampak burik dari keberadaan tower tersebut dirasakan oleh warga sekitar.
Pada pagar tower tersebut warga melakukan penggembokan dan menempelkan tulisan tuntutan "Tunaikan Hak Warga, Kami Butuh Kepastian!"
"Tower ini bisa berdiri karena kami warga mengijinkannya. Dulu saat mau berdiri rembugan ama warga dan kami menyetujuinya. Katanya juga asa kompensasi, tapi sampai sekarang tidak ada sama sekali," ucap Rifa'atun warga yang rumahnya bersebelahan dengan pagar tower.
BACA JUGA:Polemik Pemotongan Gaji Guru Honorer di Demak, Komisi A DPRD Demak Lakukan Investigasi
BACA JUGA:Seorang Anak Tenggelam saat berenang di Perairan Pantai Widuri Kabupaten Pemalang
"Dulu di awal kami pernah dikasih 100 ribu, perjanjian ke 2 tidak sama sekali, perjanjian ke tiga (Oktober 2024, red) itu diam-diam. Kami mau dikasih Rp100 ribu jelas kami tolak," imbuhnya.
Kompensasi yang warga harapkan, lanjutnya, semacam tali asih perjanjian kontrak atau sekedar bingkisan saat hari raya semisal lebaran serta wujud kepedulian lain karena dampak negatif dari berdirinya tower dirasakan warga.
"Banyak warga yang mengalami dampak negatif, seperti dinding rumah retak, gangguan kesehatan akibat radiasi, hingga ketakutan akan bahaya robohnya tower saat angin kencang," ucap Rifa'atun.
Ia pun menambahkan, salah satu warga yang terkena dampak adalah Ibunya (Hj Sriwatun) yang bersebelahan langsung dan sering kali mengalami gangguan kesehatan. Sehingga saat cek ke puskesmas diminta dokter untuk tidak berada di sekitar tower.
BACA JUGA:BPBD Demak Siaga, Banjir Akibat Tanggul Jebol Belum Sepenuhnya Surut
BACA JUGA:Kasepuhan MLBB Championship, Upaya Karang Taruna Batang Cegah Kenakalan Remaja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: