Makan Bergizi Gratis, Dandim Demak: Dapur Gizi Baru 40% Pengerjaan
Dandim Demak menyampaikan paparan program MBG di depan Forkopimda, Forkopimcam, Paguyuban Kades dan PGRI -nungki diswayjateng-
DEMAK, diswayjateng.id - Program Makan Bergizi Gratis untuk Kabupaten Demak diakui Sekda Demak, Akhmad Sugiharto dalam pelaksanaannya menghadapi sejumlah tantangan terutama belum adanya kejelasan terkait petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
Hal tersebut disampaikan Sekda Demak dalam gelaran sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Gedung Grhadika Bina Praja yang mengahdirkan Forkopimda, Forkopimcam, Kades dan PGSI.
"Program MBG ini kan di bawah BGN (Badan Gizi Nasional) yang kemudian dikoordinatori oleh Pak Dandim di mana saat ini Kodim sedang membangun dapur gizi di Karangtengah," ucapnya.
"Pembangunan dapur gizi sendiri masih 40% sehingga MBG belum dapat dilaksanakan. Pemkab Demak sendiri mendukung program ini dengan menganggarkan dana Rp.2 M dari APBD," ucap Sekda Demak usai acara sosialisasi Rabu 22 Januari 2025.
Meskipun relatif kecil lanjut Sekda, angka tersebut sebagai komitmen Pemkab Demak dalam mendukung program pemerintah pusat sehingga alokasi anggaran lebih lanjut akan disesuaikan setelah ada petunjuk juklak dan juknis.
Dalam sosialisasi tersebut, juga dibahas keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertugas mendata penerima manfaat. Berdasarkan data awal, program ini akan mencakup sekitar 160.000 penerima di luar lingkup Kementerian Agama.
Sementara itu Dandim 0716/Demak, Letkol Maryoto menyampaikan bahwa terdapat 2 jalur dalam pelaksanaan program MBG. 30% dari Badan Gizi Nasional dan 70% dari mandiri. Di mana bila dari BGM dikoordinatori oleh Kodim dibawah tanggung jawab Dandim.
Kendati demikian yang menggunakan jalur mandiri dalam teknisnya harus tetap berkoordinasi dengan BGN.
“Semua kegiatan harus sesuai regulasi dari BGN. Kodim bertanggung jawab memastikan program berjalan dengan baik, termasuk memanfaatkan dapur gizi yang dapat melayani hingga 4.000 siswa per dapur,” kata Maryoto.
Ia juga menekankan bahwa kekhawatiran terkait ketersediaan dapur di setiap wilayah dapat diatasi dengan memaksimalkan operasional dapur yang ada, meskipun jaraknya jauh dari siswa.
"Jadi setiap 1 dapur akan melayani 3000 - 4000 siswa, maka jika yang diwilayah sekolah tersebut tidak ada dapur tetap akan mendapatkab makanan dari dapur yang lain," pungkasnya.
MBG SPPG Mandiri
Program MBG juga mendapat sambutan baik dari Paguyuban Parade Nusantara yang merupakan paguyuban Kepala Desa dan juga Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) yang telah memiliki blue print masukan terkait program MBG tersebut
Kades Raji selaku Kepala Paguyuban Parade Nusantara mengatakan bahwa sudah melakukan pembelakaran di BGN dan telah melakukan persiapan SPPG secara mandiri sebagai upaya mendukung MBG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: