Terumbu Karang Buatan dan SLCN, Dua Pilar Pemulihan Laut Batang

Terumbu karang buatan Laut Batang hasil kolaborasi Universitas Diponegoro dan PT BPI--Bakti Buwono/ diswayjateng.id
BATANG, diswayjateng.id - Penurunan populasi biota laut BATANG, terutama ikan, di perairan utara Kabupaten BATANG memicu kekhawatiran.
Langkah konkret pun mulai dilakukan, salah satunya melalui konservasi terumbu karang buatan yang disebut program Karang Maheso di laut Batang, kolaborasi antara Universitas Diponegoro (Undip) dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI).
“Kami telah memasang terumbu karang buatan atau dikenal dengan fish apartment. Hasilnya cukup menggembirakan, karang-karang ini mulai tumbuh,” ujar Windu Suriadji, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang, Senin 16 Desember 2024.
Windu optimis jika inisiatif ini berlanjut, ekosistem laut Batang dapat kembali pulih. Bahkan, ia menilai laju pertumbuhan karang di perairan laut Btang ini relatif cepat dibanding daerah lain.
BACA JUGA: Sambut HUT ke-74, Polairud Polda Jateng Rehabilitasi Terumbu Karang di Karimunjawa
BACA JUGA: Karimunjawa, Keindahan Tersembunyi Alam Bawah Laut di Jawa Tengah
Namun, tantangan besar tetap ada. Menurut Windu, perairan laut Batang kini tidak lagi sebening Karimunjawa. Aktivitas manusia dan persaingan antar nelayan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 7-12 menjadi penyebab utama.
“Produksi ikan terus menurun akibat persaingan ini. Tetapi kami berharap terumbu karang buatan dapat mengembalikan populasi ikan di sekitar perairan Batang dan Laut Jawa,” tambah Windu.
Tidak hanya konservasi, Kabupaten Batang juga menggencarkan edukasi melalui program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN).
Program ini pertama kali diadakan oleh BMKG Maritim Tanjung Mas Semarang di Aula Kantor Bupati Batang.
BACA JUGA: Berikan Pembinaan Tentang Pilkada dan Ekosistem Laut, Ini Pesan Kapolres di Pesisir Demak
BACA JUGA: Hiu Paus Lintasi Perairan Jawa, PLTU Batang Ajak Nelayan Lindungi Satwa Langka Itu
Windu menjelaskan bahwa SLCN bertujuan meningkatkan pemahaman nelayan tentang pentingnya persiapan sebelum melaut, khususnya terkait kondisi cuaca.
“Nelayan kini dilatih membaca tinggi ombak, lokasi kumpulan ikan, hingga menggunakan aplikasi cuaca di ponsel mereka. Informasi ini sangat penting agar nelayan bisa melaut dengan aman dan efisien,” jelas Windu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: