AMPA Gelar Aksi Duka Cita Keprihatinan di SMK 4
![AMPA Gelar Aksi Duka Cita Keprihatinan di SMK 4](https://jateng.disway.id/upload/9969d46b5b85d0ebb920777db4f859c6.jpg)
Sejumlah siswa SMK negeri 4 Semarang meletakan karangan bunga di depan pintu gerbang sekolahan sebagai bentuk aksi duka cita atas meninggalnya rekan mereka karena tertembak polisi-Umar Dani -
SEMARANG, diswayjateng.id - Tewasnya seorang pelajar SMK negeri 4 akibat tembakan polisi membuat warga merasa prihatin .
Ratusan warga masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Anak & Perempuan (AMPAP) Semarang melakukan AksiI Duka Cita dan Keprihatinan di depan pintu gerbang SMK negeri 4 Semarang di jalan Pandanaran 2 Semarang selasa sore 26 November 2024.
Koordinator aksi AMPAP Ani Kusrini mengatakan, aksi yang dilakukan merupakan bentuk aksi keprihatinan atas meninggalnya siswa SMK 4 Semarang yang menjadi korban penembakan polisi.
Dalam aksinya mereka membawa poster dan foto siswa SMK 4 Gamma Rizkynata Oktavand yang menjadi korban penembakan polisi
BACA JUGA:Pra-Rekonstruksi Penembakan Siswa SMK 4 Semarang Dilakukan di 3 Titik
Poster-poster itu antara lain bertuliskan Tutut berduka cita atas meninggalnya Gamma Rizkynata Oktavand, Peristiwa penembakan generasi bangsa jangan pernah terulang lagi, usut tuntas penembakan dll.
Suasana duka terlihat saat massa beraksi , turunnya hujan rintik menyelimuti sekolah SMKN 4 Semarang membuat suasana menjadi sendu.
Ani mengatakan aksi yang dilakukan tidak ada orasi hanya aksi keprihatinan dan duka cita atas meninggalnya siswa SMK negeri 4 yang menjadi korban penembakan.
Dia mengatakan, kami tidak melakukan orasi karrna kamu tidak demo. Tapi kami prihatin dengan apa yang terjadi di kota semarang.
BACA JUGA:LBH Petir Desak Penyelidikan Independen Kasus Penembakan Siswa oleh Polisi
"Kami menghormati masa tenang di pilkada saat ini sehingga kami tidak melakukan orasi hanya aksi duka cita dengan meletakan karangan di sekolahan korban" kata Ani pada wartawan.
Menurut Ani, korban yang masih duduk di bangku SMK tidak perlu menjadi korban penembakan oknum polisi,
"Itu kan masih remaja ya mas ya. Tindakannya nggak perlu brutal sampai terjadi penembakan sehingga menjadi korban. Itu anak SMK lo, masih di bawah umur, belum dewasa" katanya.
Dia menjelaskan, Kalaupun ada tawuran kan lebih baik ada pendidikan dan pengarahan yang baik atau gimana. Tidak langsung ditembak secara membabi buta sampai meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: