Harga Tembakau di Blora dan Rembang Turun Drastis, Petani Ungkap Penyebabnya

Harga Tembakau di Blora dan Rembang Turun Drastis, Petani Ungkap Penyebabnya

Proses penyortiran tembakau di Desa Kutukan berdasarkan kualitas oleh warga dan petani setempat.-Eko Wahyu Budi/diswayjateng.id-

BLORA, diswayjateng.id - Memasuki musim panen, harga tembakau di dua Kabupaten yakni BLORA dan Rembang terjun bebas.

Faktor yang mempengaruhi yakni jumlah tembakau yang melimpah, namun minim penyerapan.

Di Kabupaten Rembang misalnya. Memasuki masa panen raya tembakau, harga jual malah turun drastis.

Meski dalam hal ini para petani masih bersyukur, karena panen tembakau di akhir musim masih ada yang membeli.

BACA JUGA:Arief Rohman Minta Masukan Saran Puluhan Ulama dan Tokoh Masyarakat untuk Realisasikan Kawasan Cepu Raya

BACA JUGA:Partai Hanura dan Perindo Blora masih Tunggu Pencairan Banpol

Namun nasib tembakau bisa terjual, tidak semua merata di Kabupaten Rembang.

Beberapa petani mengungkapkan jika hasil tembakau mereka tidak terserap sama sekali oleh perusahaan mitra.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh salahsatu petani tembakau asal Sumber, Rembang, Sagiman, 49.

Dikatakannya, tembakau hasil panen terakhir ini tidak diterima oleh perusahaan mitra dalam hal ini yakni PT Sadana yang berada di Kecamatan Sulang, Rembang.

Hal itu dikarenakan pihak perusahaan sudah melakukan tutup buku.

Sehingga tembakau hasil panen mereka terpaksa dijual kepada pembeli atau pedagang lain, di luar PT Sadana.

"Dari pada tidak laku. Meski agak murah nggak apa-apa," tutur Kundhori dan Danuri, dua petani asal Sumber.

Adapun harga jual tembakau di Kabupaten Rembang rata-rata untuk kualitas sedang yang dulu harganya Rp43.000 per kilo, saat ini hanya laku Rp15.000 per kilo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: