Merawat Anak Down Syndrome, Suport Pasangan Sangat Penting

Merawat Anak Down Syndrome, Suport Pasangan Sangat Penting

Gabriela Evelin Kurniawan (10) mengikuti pelatihan membatik untuk mencari bakat anak berkebutuhan khusus.--Wahyu sulistiyawan

SEMARANG, diswayjateng.id- Merawat anak berkebutuhan khusus seperti Down Syndrome memang membutuhkan tenaga yang ekstra dan perhatian lebih. Peran dan dukungan pasangan menjadi faktor utama untuk menerima kekurangan dan memperlakukan layaknya anak normal pada umumnya. 

Seperti halnya Lusia Ari Nugraheni, warga Kendeng, Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang ini memilih untuk menjadi ibu rumah tangga demi merawat anaknya Gabriela Evelin Kurniawan (10) yang mengidap Down Syndrome sejak lahir. 

Ia menjelaskan, saat menerima sebagai orang tua, yang pertama adalah dukungan dari pasangan baru keluarga. “Mencegah pasangan mendukung dan mensuport, kalau keluarga mencemooh, yang penting pasangan kita yang tulus menerima kondisi apapun si anak,” tegasnya. Kamis, 10 Oktober 2024. 

“Setelah kami menerima ikhlas, kami terus berkonsultasi dengan dokter untuk mengkoreksi kelemahannya dari segi jantung dan mata,” jelasnya.

BACA JUGA: Siapkan Anak Istimewa Lebih Mandiri, Sahabat Down Syndrome Gelar Pelatihan Membatik Bagi ABK

BACA JUGA: MUI Kecamatan Margadana Kota Tegal Adakan Sosialisasi Cegah Kenakalan Remaja

Kegiatan membatik yang diselenggarakan Sahabat Down Syndrome ini untuk mencari bakal Gabriel dalam hal seni melukis. Meskipun Gabriel lebih menyukai kegiatan yang cenderung fisik seperti menari dan berenang.

“Ikut kegiatan ini untuk mencari bakatnya saja, meskipun dia suka mewarnai, tapi dia cenderung lebih banyak kegiatan yang melatih fisik seperti menari dan berenang,” tambahnya.

Lusia menceritakan, rata-rata anak yang mengidap Down Syndrome lebih takut sama air, jadi dengan berlatih renang ini menjadi sebuat perkembangan yang bagus bagi Gabriel. Perkembangan terlihat saat si anak sudah tidak menggunakan pelampung saat berenang.

“Anak-anak Down Syndrome biasanya takut air, kalau terkena air dingin langsung alergi. Awal mula berenang dia teriak-teriak, dengan belajar menyelam, mengapung, akhirnya Gabriel bisa lepas pelampung saat berenang. Ini suatu kebanggan besar,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, mengetahui anak yang dilahirkan mengidap Down Syndron setelah H+1 pengiriman. Meskipun saat didalam kandungan kondisi normal semua.

"tahunya H+1 melahirkan dengan melihat ciri-ciri mata dan bentuk wajah, padahal waktu masih di dalam kandungan semua normal. Jantung, berat badan semua normal, malah sering mengkonsumis vitamin", tutupnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: