Tetangga Beberkan Pembunuhan Ustad di Cergomas Slawi

Tetangga Beberkan Pembunuhan Ustad di Cergomas Slawi

POLICE LINE - Rumah korban di Cergomas, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG.ID, SLAWI - Warga Cergomas, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan SLAWI, Kabupaten Tegal digemparkan dengan peristiwa dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh orang pria dewasa kepada seorang ustad.

Kronologi singkat dugaan pembunuhan itu dibeberkan oleh tetangga korban yang enggan disebutkan namanya.

"Kejadiannya sekitar jam empat sore hari Minggu kemarin. Saat itu saya sedang bekerja di rumah menggarap laporan, tiba-tiba ada suara jeritan di dekat rumah saya," tutur tetangga korban, pria berinisial N, 38. 

BACA JUGA:Komisi A DPRD Kabupaten Pemalang Beri Pembinaan Peningkatan Kapasitas Pengelola BUMDes

Saat mendengar jeritan itu, N mengaku langsung menengok ke jendela rumahnya. Dia pun sempat melihat korban memukul pelaku menggunakan batu hingga kaca helm yang dipakai pelaku terlepas. 

Pelaku juga sempat dicegah oleh anak korban agar tidak melakukan aksi brutal. Namun, tubuh pelaku lebih besar sehingga anak korban terpental dan tidak bisa menahannya.

"Kemudian pelaku langsung menyabet tubuh korban menggunakan senjata tajam hingga korban terkapar di depan rumah, dan akhirnya meninggal dunia," kata N, yang mewanti-wanti agar namanya tidak dipublikasikan.

Dia mengungkapkan, setelah membabibuta menghabisi nyawa korban, pelaku langsung kabur melarikan diri. Bahkan, sepeda motor pelaku juga ditinggal di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

BACA JUGA:Jashak Titip 13 Gagasan untuk Ischak Jika Jadi Bupati Tegal

"Saya juga sempat menolong korban sampai korban tak sadarkan diri hingga meninggal dunia. Warga juga ada yang sempat mengejar pelaku, namun karena kejadian sangat cepat, sehingga pelaku berhasil meloloskan diri," ujarnya. 

Dia membeberkan, korban dikenal sebagai sosok guru mengaji atau ustad yang kerap mengisi kajian-kajian Islam. Namun, korban mengisi kajian tersebut bukan di kawasan tempat tinggalnya. 

"Warga sini pada kenal dan akrab. Kalau setahu saya korban kerja di sebuah pabrik di Purwokerto dan sering mengisi kajian-kajian gitu," ucapnya. 

BACA JUGA:Gotong Royong Bangun Semangat Kebersamaan dan Nasionalisme

Dia mengisahkan, sebelum dihabisi nyawanya oleh pelaku, korban juga sempat diminta anaknya untuk menonton karnaval. Namun, saat keluar dari rumah, mendadak sudah ada pelaku di teras rumahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: