KUA dan PPAS APBD 2025 Disepakati Pemprov dan DPRD Jateng, Pendapatan Daerah Diproyeksikan Capai Rp23,55 Trili

KUA dan PPAS APBD 2025 Disepakati Pemprov dan DPRD Jateng, Pendapatan Daerah Diproyeksikan Capai Rp23,55 Trili

SEPAKAT - Pemprov dan DPRD Jateng menyepakati KUA dan PPAS.Foto: Istimewa --

DISWAYJATENG.ID, SEMARANG  – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan DPRD setempat sepakat menandatangani Kebijakan Umum Anggaran Prioritas & Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD 2025.

 Penandatanganan dilakukan antara Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana dengan seluruh pimpinan DPRD Jateng, pada Sidang Paripurna yang dilaksanakan di  Gedung Berlian Semarang.

“Nota kesepakatan ini setelah melalui pembahasan, mulai dari komisi-komisi,   Badan Anggaran, dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)," kata  Nana usai menghadiri paripurna.

BACA JUGA:HUT ke-63 Pramuka, 6 Orang Kota Tegal Dapat Penghargaan Lencana Pancawarsa

Nana menjelaskan, kebijakan umum APBD Provinsi Jateng  2025 diprioritaskan pada upaya peningkatan kapasitas perekonomian yang berdaya saing dan berkelanjutan,  seperti sektor UMKM dan peningkatan produksi pertanian. 

Selanjutnya, kualitas sumber daya manusia juga akan terus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan. 

“Selain itu juga untuk meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan juga lingkungan hidup, dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian daerah,” ucapnya.

BACA JUGA:35 Pendonor Darah dari Kota Tegal Terima Penghargaan

Nana menambahkan, prioritas lainnya juga untuk tata kelola pemerintahan yang adaptif dan kolaboratif.  Harapannya, akan semakin baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraannya.

Dalam rancangan  APBD Provinsi Jateng  2025, pendapatan daerah diproyeksikan Rp23,55 triliun dan belanja daerah Rp23,91 triliun, sehingga defisit Rp362 miliar.

BACA JUGA:Dinamika Partai Golkar Kota Tegal Kondusif

 Selanjutnya, defisit anggaran tersebut ditutup dengan surplus pembiayaan daerah. Adapun  penerimaan pembiayaannya sebesar Rp432 miliar dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp70 miliar, sehingga total pembiayaan netto sebesar Rp362 miliar.  

“Jadi pembiayaan netto adalah Rp362 miliar dan silpanya nihil,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: