Tips Cerdas Menghindari Pinjol Ilegal

1. Menyebarkan Data Pribadi

Ada banyak kasus di mana pinjol ilegal mempermalukan dan menekan nasabah agar segera membayar pinjaman dengan cara menyebarkan foto dan informasi pinjaman nasabah ke kontak di perangkatnya.

Praktik ini bukan hanya pelanggaran privasi yang serius, tetapi juga bentuk intimidasi dan pelecehan yang bisa mencoreng nama baik dan reputasi peminjam. 

2. Mengambil Akses dari Perangkat Nasabah

Saat mengajukan pinjol yang legal maupun ilegal, biasanya kalian akan diminta untuk memberikan izin akses ke berbagai aplikasi di perangkat, seperti kontak, foto, galeri, hingga SMS.

Namun, pinjol ilegal akan memanfaatkan akses tersebut untuk melakukan tindak pidana. Hal ini bukan hanya membahayakan, melainkan juga orang-orang yang kontaknya ada di perangkat kalian.

BACA JUGA:5 Tips Menghindari Pinjol Ilegal Agar Tidak Terjebak Penipuan

3. Bunga yang Tidak Masuk Akal

Salah satu bahaya pinjol ilegal yaitu bunga pinjaman yang jumlahnya tidak wajar. Pinjol ilegal cenderung menawarkan suku bunga tinggi yang melebihi batas yang diizinkan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Adapun bunga yang diizinkan oleh AFPI persentasenya berkisar mulai dari 0,067% hingga maksimal 0,3% per hari tergantung dari jenis pinjaman, apakah untuk aktivitas produktif atau konsumtif.

4. Tidak Ada Perlindungan Hukum

Mengingat pinjol ilegal tidak terdaftar secara resmi, maka kalian sebagai debitur tidak akan mendapatkan perlindungan hukum dari OJK apabila terjadi kebocoran data pribadi.

Pinjol yang tidak terdaftar di OJK umumnya tidak memiliki perlindungan data pribadi yang memadai. Hal ini bisa meningkatkan risiko data pribadi kalian disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

5. Penyalahgunaan Data Pibadi

Saat mengajukan pinjaman dana secara online, biasanya akan diminta untuk memberikan data pribadi. Ada risiko data pribadi jika jatuh ke tangan yang salah dan digunakan untuk tujuan yang merugikan apabila galbay. 

Sumber: