Disporapar Kabupaten Tegal Adakan Sedekah Bumi Waduk Cacaban

Disporapar Kabupaten Tegal Adakan Sedekah Bumi Waduk Cacaban

KOORDINASI - Kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal mematangkan persiapan sedekah bumi Waduk Cacaban.Foto:Hermas Purwadi/diswayjateng.disway.id--

DISWAYJATENG, SLAWI -  Agenda  sedekah bumi Waduk Cacaban yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya, kembali digelar Dinas Porapar Kabupaten Tegal pada 29 Juli, mendatang. Kegiatan sesuai rencana akan diawali dengan malam seni yang dirangkai dengan istiqhtosah, sebelummenginjak acara inti upacara adat larung kepala kerbau.

Kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal Ahmad Uwes Qoroni menyatakan, bila ditinjau dari akar budaya. Sedekah bumi atau sedekah waduk  merupakan warisan budaya Jawa yang masih lestari di tengah era kehidupan masyarakat modern. Sedekah bumi Cacaban adalah warisan budaya Jawa yang terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.

BACA JUGA:WKJ Kalibakung Kabupaten Tegal Keliling Desa Layani Kesehatan Masyarakat

"Bagian dari cara warga Cacaban dan sekitarnya merawat alam, menjaga keberlangsungan hidup yang harmonis,” ujarnya, Jumat (26/7/2024).

Dalam perkembangannya, sedekah bumi tidak sekedar rangkaian prosesi yang melahirkan harmoni. Tetapi juga bagian dari cara mengatasi berbagai permasalahan lingkungan hidup yang lebih banyak disebabkan perilaku manusianya yang tidak menghargai alam. Seperti membuang sampah atau limbah sembarangan ke danau, sungai, laut atau menebang pohon di lahan-lahan yang memiliki fungsi hidrologis.

BACA JUGA:Anggota DPRD Kota Tegal Minta Insentif Kader Kesehatan Dinaikan

Melalui tradisi sedekah bumi ini, ada benih ikan yang ditebar, pohon yang ditanam dan ikan-ikan yang diberi makan serta munajat doa untuk mengharap keridaan Tuhan. 

"Sehingga jika kebudayaan ini menjadi garda terdepan untuk memaknai bentang alam, niscaya alam ini akan terus lestari," cetusnya.

Menurutnya, selain  wujud syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa, sedekah bumi ini juga sekaligus penghormatan masyarakat kepada para leluhur yang telah mewariskan kekayaan alam. Kepada anak-cucunya, berupa hamparan tanah yang masih subur dan luas, udara yang tidak tercemar, air yang terus mengalir dan tidak terkontaminasi limbah berbahaya dan beracun.

BACA JUGA:MPLS SMP Negeri 12 Kota Tegal, Bentuk Siswa Berakhlak, Kreatif dan Ceria

Sebagai generasi penerus, diharapkan bisa terus menjaga, merawat dan lebih bijak lagi dalam memanfaatkannya. 

"Apakah itu untuk bercocok tanam, budidaya ikan hingga membuka usaha di sektor pariwisata,” ungkapnya. 

Pihaknya meyakini, destinasi wisata yang ditunjang dengan kondisi sosio kultur masyarakatnya yang guyub, rukun, saling mengenal, saling membantu satu sama lain. Maka perkembangannya akan semakin cepat. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: