Tradisi Tungguk di Temanggung, Ungkapan Syukur dan Kebersamaan Jelang Panen
Tradisi tungguk di Temanggung-Joglo Semar. news-
DISWAYJATENG - Di lereng Gunung Sumbing, Temanggung, terdapat sebuah tradisi yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakatnya. Tradisi ini dikenal dengan nama "tungguk". Tradisi Tungguk di Temanggung ini biasa dilakukan Menjelang masa panen.
Tradisi tungguk di Temanggung ini dilakukan masyarakat sebagai bentuk rasa syukur dan doa kepada Sang Pencipta. Tradisi ini bukan hanya sebuah seremonial, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup dan kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi tungguk di Temanggung ini memiliki arti dalam bahasa setempat berarti memetik, yang merujuk pada aktivitas memanen hasil pertanian. Namun, lebih dari sekadar aktivitas fisik, tungguk memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam.
Untuk lebih jelas mengenai tradisi tungguk di Temanggung, kamu bisa membaca ulasannya di bawah ini. Kita sudah merangkum dengan detail khusus untuk kamu yang menyukai tradisi yang ada di Indonesia.
1. Pelaksanaan Upacara
Upacara tungguk biasanya dilaksanakan menjelang panen, baik itu panen tembakau, jagung, atau tanaman lainnya. Meskipun tembakau adalah salah satu tanaman utama di Temanggung, upacara tungguk tidak terbatas hanya pada tanaman ini. Misalnya, untuk panen jagung, masyarakat juga melaksanakan upacara tungguk sebagai bentuk syukur.
Pada saat upacara, masyarakat berkumpul dan membawa berbagai makanan khas yang disiapkan khusus untuk acara ini. Beberapa makanan yang selalu hadir dalam upacara tungguk adalah segotep, suku kafir oto, dan juadah pasar. Makanan-makanan ini bukan hanya sebagai hidangan, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan keberkahan.
BACA JUGA:12 Keunikan Masyarakat Kampung Hindu di Banyumas, Desanya Asri dan Sejuk
2. Makanan Khas dalam Upacara Tungguk
a. Segotep
Segotep adalah nasi dengan lauk-pauk yang biasanya disajikan dalam upacara tungguk. Nasi ini melambangkan rezeki dan keberkahan yang diterima dari Tuhan. Lauk-pauk yang disajikan pun beragam, mulai dari sayuran, daging, hingga makanan khas daerah yang memiliki makna simbolis.
b. Suku Kafir Oto
Suku kafir oto adalah salah satu makanan tradisional yang juga selalu ada dalam upacara tungguk. Makanan ini biasanya terbuat dari bahan-bahan sederhana tetapi memiliki rasa yang lezat dan menggugah selera. Kehadirannya dalam upacara melambangkan kesederhanaan dan kekayaan budaya kuliner lokal.
c. Juadah Pasar
Juadah pasar adalah berbagai jenis kue tradisional yang disajikan sebagai pelengkap dalam upacara tungguk. Kue-kue ini biasanya dibuat dari bahan-bahan alami dan memiliki cita rasa manis. Selain sebagai hidangan, juadah pasar juga menjadi simbol kebahagiaan dan keberuntungan.
BACA JUGA:10 Fakta Menarik Kampung Suku Adat Jawa Kuno, Salah Satunya Tradisi Unik Masyarakat di Banyumas
3. Asal Usul dan Signifikansi Tradisi Tungguk
a. Sejarah Tradisi Tungguk
Tradisi tungguk telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat Jawa, khususnya di Temanggung, selalu mengaitkan kegiatan panen dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Upacara tungguk menjadi salah satu cara untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan, serta antara sesama anggota masyarakat.
b. Sosial dan Budaya
Upacara tungguk tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga memiliki signifikansi sosial dan budaya yang besar. Melalui upacara ini, masyarakat berkumpul dan mempererat tali silaturahmi. Kebersamaan yang terjalin dalam upacara tungguk mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan solidaritas yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa.
4. Proses dan Waktu Panen Jagung di Temanggung
a. Penanaman dan Panen Jagung
Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak ditanam di Temanggung, terutama setelah masa panen tembakau selesai. Penanaman jagung biasanya dilakukan mendekati akhir tahun, sehingga masa panennya jatuh pada awal tahun berikutnya. Ada dua jenis jagung yang dipanen, yaitu jagung kering dan jagung hijau.
b. Jagung Kering
Jagung kering biasanya dipanen setelah bijinya benar-benar matang dan kering. Proses pengeringan ini bertujuan untuk menjaga kualitas biji jagung agar dapat disimpan dalam waktu yang lama. Jagung kering ini sering digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri makanan.
c. Jagung Hijau
Jagung hijau dipanen saat masih muda dan biasanya digunakan untuk olahan jagung manis. Proses panen jagung hijau ini lebih cepat dibandingkan jagung kering, dan hasilnya langsung diolah atau dijual di pasar.
Tradisi tungguk di Temanggung bukan hanya sebuah seremonial menjelang panen, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sarat makna. Melalui upacara tungguk, masyarakat mengekspresikan rasa syukur, mempererat kebersamaan, dan menjaga nilai-nilai tradisional yang telah ada sejak zaman nenek moyang.
Tradisi ini menjadi salah satu kekayaan budaya yang perlu dilestarikan dan dihargai oleh generasi mendatang(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: