Telaah Kritis Hari Jadi Tegal
Prof Dr Purwo Susongko MPd: Pengamat Budaya dan Pelestari Kawruh jawa Purwa--
Ki Ageng Wonosobo
Ki Ageng Rendeng
Ki Ageng Kutu
Di wilayah Kab Tegal juga terdapat nama nama tokoh daerah seperti halnya Ki Gede Balamoa, Ki Gede Solapangpang (leluhur Desa Kudaile, Slawi), Ki Gede Jurug Mas (leluhur Desa Cregomas, masuk Pakembaran, Slawi). Pekerjaan rumah kita sekarang adalah mencari nama daerah Sebayu agar justfikasi ketokohan Ki Gede Sebayu menjadi lebih logis
4. Pangeran Purbaya yang makamnya berada di Kalisoka menurut catatan di Tegal adalah putra dari Panembahan Senopati yang menikah dengan Siti Gianti Subalaksana (Anak sulung dari Ki Gde Sebayu) bertentangan dengan sumber yang lebih resmi yaitu catatan dari Belanda dan babad tanah jawi.
De Graaf dan Babad Tanah Jawi menjelaskan bahwa Pangeran Purbaya putra Panembahan Senopati meninggal ketika terjadi perang besar antara Mataram dengan pasukan Trunojoyo di Gegodog atau Gegunung pada tahun 1676. Jenazah Beliau dimakamkan di komplek makam keluarga raja di Wotgaleh, kini di daerah Berbah Sleman.
5. Bila Pangeran Purbaya Yang meninggal di Kalisoka adalah putra Panembahan Senopati maka tidak aneh bila di Kabupaten Tegal ada Pusaka Kanjeng Kyai Plered karena pusaka tersebut milik ayahanda Pangeran Purbaya . Namun ternyata sulit untuk membuktikan bahwa Pangeran Purbaya yang berada di Kalisoka adalah putra Panembahan Senopati . Pertanyaan selanjutnya adalah dari mana Pusaka Kanjeng Kyai Plered yang sekarang berada di Tegal? Tentunya kita tidak mau di tertawakan orang karena Jelas sekali bahwa Pusaka Kanjeng Kyai Plered jelas –jelas berada di Karaton Yogyakarta Hadiningrat dan merupak simbol kerajaan.
6. Bagi Kota Tegal Sebenarnya ada tiga pilihan untuk menentukan hari jadinya , yaitu menggunakan peristiwa dijadikanya Tegal sebagai kota administratif yang dipimpin oleh seorang Geminte di jaman Belanda atau dengan keluarnya UU nomor 12 tahun 1954 dimana Kota Tegal dijadikan Kotamadia. Bagi Kabupaten Tegal Dapat pula mengunakan catatan Belanda yang dijelaskan oleh De Graaf maupun sumber Babad tanah Jawi dimana lebih mengenal Tokoh Martoloyo sebagai Bupati Tegal. Hal ini sangat beralasan karena tokoh ki Gde Sebayu hanya dikenal pada cerita-cerita di Tegal yang baru ditulis sekitar tahun 1950-an.
Demikianlah mari kita bersama literate dalam sejarah dan berani melakukan koreksi terhadap kajian yang telah dilakukan para pendahulu. Radite Wage, Wuku Wuye, Kasada 2934 Jawa.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: