DD Bisa Digunakan Untuk Menurunkan Angka Stunting di Kabupaten Tegal

DD Bisa Digunakan Untuk Menurunkan Angka Stunting di Kabupaten Tegal

Komitmen bersama kick off desa bebas stunting digelar saat FGD RAPPPIA di Desa Kesuben Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, Selasa (14/11).-Yeri Noveli-jateng.disway.id

Selanjutnya, adanya pembiayaan dari keuangan desa dan pendayagunaan aset desa untuk mewujudkan DRPPA melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di desa.

Poin berikutnya, keterwakilan perempuan di struktur desa/kelurahan, BPD, dan Lembaga Adat Desa, dan Desa melakukan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender yang dibarengi dengan proses membangun kesadaran kritis perempuan.

Indikator lain, semua anak mendapatkan pengasuhan yang baik berbasis hak anak, tidak ada kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtPA) dan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), tidak ada pekerja anak.

BACA JUGA:Top! BPBD Gerak Cepat, Langsung Assesment Korban Bencana Angin Kencang

''Tidak ada anak yang menikah di bawah usia 18 tahun (perkawinan usia anak),'' kata Yulia menambahkan.

Sementara, Perwakilan Dinas Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat Ayu Trismorini mengajak peran masyarakat untuk turut andil dalam penurunan angka stunting.

''Peran masyarakat dan pemerintah sebagai faktor penguat yang sangat diperlukan untuk mempercepat penurunan angka stunting,'' ujarnya.

BACA JUGA:Dinsos Kabupaten Tegal Gelar Rakor Pembinaan Karang Taruna

Faktor tersebut, lanjut Ayu, antara lain dengan ketersediaan dan keamanan pangan di tingkat rumah tangga, menjamin kesehatan melalui pelayanan dan perawatan kesehatan yang memadai serta menyediakan pendidikan yang berkualitas.

''Mendukung pola pengasuhan anak yang tepat, menyediakan pertanian dan sistem pangan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan asupan makanan yang berkualitas serta menjamin sanitasi dan lingkungan yang sehat dan memadai," kata Ayu menjelaskan.

''Keluarga berperan penting sebagai lingkungan pertama dalam menyediakan kebutuhan bagi anak, sumber literasi gizi, serta menerapkan praktik terbaik dan intervensi sedini mungkin untuk membentuk perilaku anak,'' imbuh Ayu. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: