Status Gunung Slamet Naik Ke Level II (Waspada), Warga di Himbau Menjauh dari Radius 2 Kilometer

Status Gunung Slamet Naik Ke Level II (Waspada), Warga di Himbau Menjauh dari Radius 2 Kilometer

status gunung slamet naik ke level II-tangkapan layar instagram @slametmountain-

DISWAY JATENG- Status Gunung Slamet meningkat dari Level I menjadi Level II (Waspada) terhitung dari hari kamis 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB. Peningkatan status ini dilakukan oleh pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, yakni Budi Nugroho h

Budi Nugroho mengatakan "Kami imbau masyarakat tetap tenang dan waspada serta tidak terpengaruh terhadap berita hoaks yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas Gunung Slamet".

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menegaskan telah mempunyai rencana kontingensi bencana erupsi Gunung Slamet untuk level Jawa Tengah sehingga pihaknya harus mengikuti rencana kontingensi itu.

BACA JUGA:Waspada! Gunung Slamet Alami Peningkatan Status ke Level 2 atau Waspada

Pihak BPBD akan selalu memantau perkembangan aktivitas Gunung Slamet dan akan terus berkomunikasi bersama pihak-pihak yang lainnya, seperti Pos pengamatan gunung di kabupaten pemalang, sumber daya mineral (ESDM) wilayah serayu wilayah slamet selatan di purwokerto, serta cabang dinas energi.

Menurut evaluasi, daerah yang terkena dampak gempa yaitu purbalingga, tegal, brebes serta kabupaten banyumas. Pada bulan oktober 2023 meningkat yang ditandai oleh peningkatan ampitudo tremor terus-menerus dan diikuti dengan terekam gempa tremor harmonik dalam rentang waktu yang panjang.

Menurut ketua posmat gunung api pemalang yaitu rusdi mengatakan, dalam tanggal 1 sampai 18 Oktober 2023 sudah tercatat adanya gempa tremor harmonik sebanyak 2 kali, gempa vulkanik dalam 12 kali serta 2.096 kali gempa hembusan. 

Sedangkan untuk temperatur suhu, pada 3 lokasi menunjukkan nilai termperatur dalam rentang 54 – 60°C, gempa tektonik lokal tercatat sebanyak 7 kali gempa tektonik jauh serta tremor terus-menerus. Dengan amplitudo 0.2 – 6 mm.

BACA JUGA:Misteri di Gunung Slamet, Ada Apa Dengan Jalur Bambangan?

Peningkatan amplitudo tremor terjadi terus-menerus, hal ini menandakan kenaikan pemanasan air tanah di dalam tubuh gunung slamet yang berada dikedalaman dangkal, sedangkan terekam gempa tremor harmonik dalam rentang waktu yang panjang menandakan kenaikan embusan dalam tubuh gunung.

Pengukuran deformasi ini bertujuan untuk melihat terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh Gunung Slamet.

Dengan adanya inflasi pada stasiun tiltmeter bambangan (Kabupaten Pemalang) yang merupakan stasiun tiltmeter terdekat dengan puncak, menandakan tekanan bergerak menuju puncak gunung yang berada pada kedalaman yang lebih dangkal dari sebelumnya.

Kejadian menandakan peningkatan tekanan di bawah tubuh gunung yang dapat memanggil terjadinya gempa-gempa dangkal dan terjadinya erupsi freatik.

Hujan abu bisa terjadi di sekitar kawah serta terjadi di daerah yang dibawa oleh arah dan kecepatan angin.

Potensi bahaya yang terjadi untuk saat ini adalah erupsi freatik serta magmatik yang bisa menghasilkan lontaran material pijar melanda daerah di sekitar puncak dalam radius dua kilometer.

BACA JUGA:Intip Rahasia Dibalik Misteri dan Keindahan Gunung Slamet, Ini 3 Faktanya!

Dengan adanya peningkatan status di Gunung Slamet, maka dihimbau agar masyarakat tetap tenang serta agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: