Cegah Perundungan, SMP Musawerna Adiwerna Kabupaten Tegal Dirikan Bulliying Center
MENYAMPAIAN- Narasumber Parenting Psikolog Dr Tri Na'imah, menyampaikan tentang masalah perundungan di SMP SMP Muhammadiyah Adiwerna (Musawerna).Foto: Meiwan Dani R --
DISWAYJATENG , SLAWI - Untuk mencegah terjadinya perundungan (bullying) di kalangan siswa, SMP Muhammadiyah Adiwerna (Musawerna) mengadakan kegiatan parenting dengan tema Say No To Bullying. Dan menghadirkan narasumber psikolog di Aula LKSA Putri Zaenab Masykur Adiwerna. Selain itu, Musawerna juga melaunching program Bullying Centre, sebagai wadah untuk menangani permasalahan- permasalahan pada siswa terkait pembulian.
Kepala Musawerna, Daryono mengungkapkan bahwa sekolah dan orang tua harus bekerjasama dan bersinergi untuk mencegah terjadinya bullying.
“Peran orang tua sangat penting dalam upaya mencegah tindakan bullying. Kami berharap dengan acara parenting ini bapak atau ibu dapat lebih memahami tentang bullying. Sehingga dapat menanamkan ke anak-anak kita bahwa bullying adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu Dr Tri Na'imah SPsi MPsi, Psikolog selaku narasumber parenting menjelaskan bahwa bullying adalah berbagai perilaku yang bertujuan menyakiti dan berulang. Ciri-ciri tindakan bullying adalah sengaja melukai atau membuat tidak nyaman, dilakukan berulang kali, dan korban tidak mampu melawan.
“Ada berberapa macam tindakan bullying yaitu fisik, verbal atau ucapan, relation aggression (pergaulan) dan cyber bullying,” jelasnya.
Tindakan bullying menyebabkan kondisi emosi dan kepribadian terguncang, adaptasi lingkungan terganggu, bahkan beberapa diantaranya berakhir depresi.
“Dampak psikologis ini bisa mempengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan ada kecenderungan korban menjadi pelaku bullying di kemudian hari,” ujar Na'imah.
Sedangkan Gisela Arnis Grafiana MA, Kaprodi Fakultas Psikologi UMP Purwokerto mengajak orang tua untuk memperhatikan anaknya, mengenali anak yang mengalami bullying dan memberikan kasih sayang dan perhatian agar anak tidak melakukan bullying. Bangun pola komunikasi terbuka orang tua dan anak. Tunjukkan empati jika anak memberi tahu bahwa di di-bully, ajari untuk berani membela diri.
“Sementara jika anak kita adalah pelaku bullying, tekankan bahwa perilaku itu salah, bantu anak memahami alasan dibalik tindakan itu dan bantu memperbaiki kesalahnnya,” pesan Gisela.
Semua peserta yang terdiri dari orang tua siswa kelas VII, VIII, IX dan guru MUSAWERNA ini mengikuti acara dengan antusias. Parenting diakhiri dengan tanya jawab dan testimoni dari orang tua siswa mengenai pengalaman mereka dalam mendidik anaknya dan kesan mengikuti smart parenting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jateng.disway.id