Dua Novel Tentang Terorisme Antar Ahmad Sunardi Raih Gelar Doktor

Dua Novel Tentang Terorisme Antar Ahmad Sunardi Raih Gelar Doktor

--

SEMARANG, DISWAYJATENG.ID- Dua novel sastra bertemakan terorisme berhasil mengantarkan Ahmad Sunardi MPd meraih gelar doktoral di bidang Ilmu Pendidikan Bahasa di Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Dosen Politeknik Harapan Bersama (Harber) Kota Tegal ini menjadikan dua judul novel, yakni 'Demi Allah Aku Jadi Teroris' dan 'Naksir Anak Teroris' menjadi objek penelitian bagi disertasinya.

Dalam disertai yang berjudul “Deradikalisasi Ideologi dalam Novel Demi Allah Aku Jadi Teroris Karya Damien Dematra dan Novel Naksir Anak Teroris Karya Ditta Arieska” tersebut, Ahmad Sunardi melakukan penelitian yang cukup mendalam.

Disertasi tersebut mengungkapkan permasalahan terorisme yang merupakan kasus kejahatan nomor satu di Indonesia. Kasus terorisme yang ada di Indonesia bahkan di dunia berangkat dari paham radikal yang membajak Islam sebagai pembelaan mereka. Permasalahan paham radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme harus di berantas, di minimalisasi, dan di antisipasi. Ironisnya, kasus terorisme dapat di ulangi kembali oleh seorang residivis terorisme seperti kasus bom Polsek Astana Anyar Bandung Desember 2022. Permasalahan tersebut perlu di tindak melalui program deradikalisasi sesuai dengan program BNPT dan program deradikalisasi harus dilakukan secara komprehensif disetiap lini kehidupan.

Doktrin-doktrin radikalisme mempunyai hegemoni melalui bahasa, oleh karenanya program deradikalisasi juga harus disematkan dalam bahasa, karena Bahasa adalah bagian dari ideologi yeng mempunyai kekuatan. Permasalahan-permasalahan sosial seperti kasus terorisme tidak bisa lepas dari bidikan bahasa dalam sastra karena sastra lahir tidak dengan sendirinya, tetapi muncul karena permasalahan sosial yang ditangkap oleh pengarang. Karya sastra yang mengungkapkan permasalahan sosial masa kini termasuk sastra kontemporer. Diantara sastra kontemporer yang membahas tentang terorisme dan deradiialisasi adalah Novel Demi Allah Aku Jadi Teroris Karya Damien Dematra dan Novel Naksir Anak Teroris Karya Ditta Arieska.

Melalui pendekatan strukturalisme genetik, Ahmad Sunardi menemukan struktur deradikalisasi ideologi pada kedua novel tersebut berupa unsur intrinsik yang mendukung deradikalisasi ideologi, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, dan pandangan dunia yang semuanya serat akan deradikalisasi ideologi. Pada penelitian tersebut ditemukan fakta kemanusiaan tentang irasionalitas, oleh karenanya sebuah karya sastra dapat diteliti dari segi irasionalitas.

Temuan tentang bentuk deradikalisasi berupa bentuk identifikasi, bentuk rehabilitasi, reedukasi, dan integrasi sosial juga terdapat dalam sastra sesuai dengan UU No. 5 tahun 2018. Temuan lainnya yaitu tentang idiologi kepemimpinan, ideologi deradikalisasi, dan ideologi bahasa cinta yang mempunyai kekuatan merubah kehidupan dalam cerita. Dengan cinta seseorang dapat berubah, termasuk kasus Kemala seorang teroris yang hendak meledakan café Distro hingga akhirnya dipenjara dapat berubah karena cintanya kepada Prakasa sebagai anggota Polisi Antiteror. Cinta mempunyai kekuatan yang luar biasa dan mempunyai pengaruh kehidupan dalam cerita, inilah yang jarang diteliti atau ditemukan tentang pengaruh bahasa cinta pada penelitian bahasa.

 

Sukses Jalani Ujian

Disertasi tersebut dibimbing oleh Promotor Prof. Dr. RM. Teguh Supriyanto, M. Hum., Koopromotor Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Anggota Promotor Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. 

Ahmad Sunardi sukses menjalani ujian yang digelar pada Jumat tanggal 10 Februari 2023 di kampus Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan dewan penguji dalam ujian terbuka promosi doktor tersebut yaitu Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dari UNY sebagai penguji eksternal, Rektor Unnes Prof. Dr. Sumarno, M.Si. sebagai ketua penguji, Direktur Pascasarjana Unnes Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. sebagai sekretris, DR. Mukh Doyin, M.Si., Dr.Hari Bhakti Mardikantoro, M.Hum., Prof. Dr. RM. Teguh Supriyanto, M. Hum., dan Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. 

Ahmad Sunardi sendiri menapaki gelar akademik setapak demi setapak. Ia mendapatkan beasiswa dari Kemendikbud sejak S2 dan S3. Beasiswa S3 yaitu Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Raihan beasiswa BPPDN tersebut merupakan beasiswa pertama yang diraih oleh dosen Politeknik Harapan Bersama. Berkat beasiswa tersebut yang bersangkutan dapat kuliah S3 di Universitas Negeri Semarang sampai lulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: