Pengurus Fatayat NU dan Muslimat NU Brebes Dibekali Pemahaman Cegah Stunting 1000 Hari Pertama Kelahiran

Pengurus Fatayat NU dan Muslimat NU Brebes Dibekali Pemahaman Cegah Stunting 1000 Hari Pertama Kelahiran

Ratusan pengurus Fatayat NU dan Muslimat NU Kabupaten Brebes mendapatkan pembekalan Cegah Stunting--

BREBES, DISWAYJATENG.ID– Ratusan pengurus Fatayat NU dan Muslimat NU Kabupaten Brebes mendapatkan pembekalan Cegah Stunting Bersama Keluarga Melalui 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kegiatan yang digagas Anggota Komisi IX DPR RI, Nur Nadhlifah bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Pemerintah Kabupaten Brebes ini digelar di Ballroom Hotel Grand Dian, Brebes.

Nur Nadlifah mengaku, untuk mendorong percepatan penurunan stunting di Brebes, pihaknya selama setahun belakangan tengah gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Bahkan, dalam melakukan edukasi tersebut, pihaknya dibantu anggota Fatayat NU dan Muslimat NU Brebes.

“Makanya, kegiatan ini digelar untuk mereview (evaluasi) sejauh mana program penanganan stunting tengah berjalan, termasuk bagaimana kendala yang dihadapi di lapangan,” ungkap Nur Nadhlifah, Sabtu (3/12/2022).

Menurut Nur Nadlifah, edukasi dan penyampaian informasi terkait pencegahan stunting ini harus benar-benar dilakukan secara masif. Sehingga, lanjutnya, masa 1000 HPK yang terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak bisa benar – benar diketahui masyarakat seutuhnya.

“Karena, masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan dalam jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa itu juga akan berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depan,” jelasnya.

Dia menyebut, perlu melakukan penguatan dan percepatan langkah untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Brebes. Oleh sebab itu, pemerintah perlu melibatkan para tokoh agama hingga para pendidik.

“Untuk itu, saya tekankan agar terus berikan edukasi terkait perbaikan gizi dan konsumsi pangan ibu hamil, ibu menyusui, serta balita dilingkungan masing-masing,” tandasnya.

Dia menuturkan, edukasi kepada masyarakat lainya yakni terkait pengetahuan dan keterampilan dalam hal penyiapan pengolahan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal. Selain itu, juga perlu adanya peningkatkan kesejahteraan keluarga melalui keterlibatan dalam kelompok masyarakat yang berkelanjutan.

“Kami juga meminta kepada masyarakat agar terus melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Diantaranya, melakukan aktifitas fisik, budayakan makan buah dan sayur tiap hari, tidak mengkonsumsi minuman ber alkohol, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan jamban sehat. Insyallah dengan begitu kehidupan menjadi bermanfaat dan sehat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: