Juara Koleksi

Catatan DIS'Way Jateng --
Kantor Radar Mojokerto pun kelihatan. Tesla masih bisa jalan. Sampai pun tiba di halaman Radar. Yeeeiiiii. Aman.
Mas Tomy nunut mengerjakan Disway edisi cetak di kantor Radar milik Jawa Pos. Sambil menunggu isi listrik. Semoga pimpinan Jawa Pos tidak membaca Disway pagi ini. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Pinggang Langsing *
Jo Neka: Ponsel canggih bisa buat semua yang buruk menjadi baik kecuali satu ini yang Busuk tidak akan bisa menjadi wangi.
Agus Suryono: "SEMUA ORANG TIONGHOA" - CITA-CITANYA BISA BERDAGANG.. SUATU saat saya lagi di di sebuah foodcourt. Lagi makan. Gak jauh dari tempat saya duduk, ada seorang Ibu lagi makan juga, sambil menyuapi anaknya, yang masih Balita "Ma, kalau udah besar, ku pingin jualan bakso. "Wah, itu cita-cita yang bagus.. Jadi, anaknya pingin berdagang (bakso). Ibunya mendukung, tidak malu. Saya jadi ingat "anak" dan "orang tua" LAIN. Yang pinginnya jadi DOKTER, INSINYUR dan TENTARA. Ingatlah, bahwa 60% keinginan anak balita yang direstui orang tuanya, kelak akan tercapai. Meski sudah tidak dikejar lagi.. Angka 60% dari mana..? Jawabnya: dari saya..!! Apakah angka itu hasil penelitian..? Jawabnya: bukan..!! Apa bisa dipertanggungjawabkan? Jawabnya: tidak, tapi bisa dicoba.. Apakah itu valid untuk saya? Jawabnya: iya.. Contohnya..? Jawab: saat balita, setiap ditanya tetangga, suk nek gede sekolahe neng endi, jawab saya adalah Gadjah Modo. Tetapi realitas, saat lulus SMA, saya harus kerja.. Dan setelah usia 35, saat anak sudah dua, dan lupa cita-cita masuk UGM, saya mendapat tugas belajar dari perusahaan. Masuk FE, dan mendapat gelar akuntan di usia itu.. Valid..
Muin TV: Saya pertama kali punya Android dengan merek Advan. Merek Advan ini bermasalah di kamera. Antara iklan dan kenyataan tidak sesuai. Di iklan, katanya kameranya jernih. Ternyata buram. Sekarang lebih suka Xiomi, dengan spek gahar (6/128), harga tak sampai 3 juta. China memang hebat sekarang. Salut. Kawan saya yang bekerja sebagai penjual alat berat dari Amerika pun mengeluh. Penjualan sepi karena masuknya alat berat dari China. Sunny, Doosan dll.
Jhelang Annovasho: Berat rasanya untuk hijrah. Dari smartphone Samsung ke Xiaomi. Tapi sensor kameranya Xiaomi juga pakai CMOSnya Samsung. Sehingga peningkatan penjualan Xiaomi juga berpengarih terhadap penghasilan Samsung. Xiaomi juga kadang pakai sensor CMOSnya Sony. China maju, Korea dan Jepang ikut. Eh apa tidak sebaliknya..???
Dodik Wiratmojo: Mungkin pak jokowi juga protes ke tiongkok, masak proyek kereta cepat jkt bandung yang membengkak suruh nombokin, ogahlah, dari ratusan trilyun yang didapat terasa hambar karena yang dibawa kabur apeng 54trilyun, singapur makin kaya, totalin aja berapa koruptor kabur disana,dan buzzer diem aja, waspada jutaan hp bisa utk menyadap data pribadi seperti huawei yg menyadap pertahanan amerika dengan ribuan btsnya,untung memang besar tapi bocornya juga besar, pemerintah hrs bisa mengatasinya..sapa nih capres diatas 70thn paling pak p, rr :) :) :)
omami clan: Orang bisa sibuk dan hanya bisa istirahat 1 atau 2 jam sehari, di sela-sela kesibukannya. Contoh wartawan yang di kejar tenggat waktu, driver ekspedisi terutama jenis sayuran, Abah juga sering seperti itu juga saat melawat ke luar negeri, bahkan menurut cerita Napoleon juga hanya istirahat beberapa saat saja ketika bertempur. Yang membedakan adalah latar belakang dan manfaat yang di timbulkan. Seorang presiden dari sebuah negara besar, bahkan juga menjadi presiden G20 tentunya juga akan membawa manfaat yang besar sebesar beban yang di pikulnya
rihlatul ulfa: Pak jokowi harus menarik hati jepang lagi dan untungnya itu berhasil. ' Pak jokowi mengantongi komitmen investasi sebesar RP 77,9 triliun,dengan 10 perusahaan yaitu Sojitz Corp,Toyota Motor Corp,Mitsubitshi Corp,Mitsubitshi Motor Corp,Mitsubitsi Chemical Corp,Denso Corp,Toyota Susho,Sharp Corp,Inpex Corp dan Kansai Electric Power. begitu sangat baik Jepang saat pernah di khianati di poyek kereta cepat jakarta-bandung. juga tentang China Development Bank meminta pemerintah indonesia untuk turut menanggung pembengkakan proyek kereta cepat jakarta-bandung yg mengalami cost ovverun sebesar Rp 114,24 triliun,yang pada awalnya bisnis ini di yakini tidak akan memakai uang APBN sepeser pun karena memakai skema Business to Business (b to b) memang kadang ada teman yang seolah2 terlihat tulus dan meyakinkan,dengan seorang teman yg dari awal sudah memperhitungan segala resikonya agar tidak merepotkan siapa-siapa saja hehe kita memang sering salah dalam menilai seseorang, entah dalam cinta dan apapun,negara kita pun ternyata seperti itu hehehe
Johannes Kitono: Saat ini nilai perdagangan Indonesia - China sdh US$.120 mily dan tentu dengan kunjungan Presiden Jokowi akan semakin tinggi. Memang eksport Indonesia berupa masih berupa komoditi SDA dan produk premium, sedangkan impor dari China berupa produk teknologi menengah maupun rendah. Tentu produk bertenoklogi profitnya lebih tinggi dari produk primer. Kita tidak perlu iri karena saat ini kemampuan kita hanya begini saja. Misalnya ( Rabu, 27/7 ) beli gunting kuku di Guardian Sanur Bali. Harganya hanya Rp.18 ribu dan made in China. Untuk produk yang sama diharga Rp.50 rb juga tidak mungkin bisa ada made in Indonesia
yohanes hansi: Apa benar pendapat saya? Indonesia ekspor agar bisa impor. Kalau Cina impor untuk bisa ekspor? Hhmm..
Macca Madinah: Pengalaman sebagai konsumen di toko daring seperti *ok*p*d*a, banyak sekali barang-barang unik, bukan hanya barang elektronik, yang kalau dirunut asalnya dari RRC. Tadi pagi saya juga terpaku dengan salah satu akun IG, menampilkan banyak produk lucu-lucu praktis kok rasanya saya mau semua. Hanya saja kenyataannya, banyak produk itu yang "letoy", tidak kuat, seperti mainan. Idenya memang keren-keren. Saya pribadi, kalau terbuka bilang itu produk impor, masih bisa nrimo. Yang bikin miris justru sering ditemui banyak produk yang "diakui" produk Indonesia, pas dibuka kemasannya, ya elaaa, kok ada tulisan keritingnya. Mangkel juga, saya beli itu karena ada iming-iming "ploduk-ploduk Indonesia". Namun lagi-lagi, produknya lucu sekali! Nafsu mengalahkan logika.
Pak Hans: 1. Batubara 2. Nikel 3. Sawit/cpo Satu dua tiga ... keruk semuanya sampai tak tersisa dan tinggal cerita buat anak cucu kita....
Komentator Spesialis: 8 tahun berlalu faktanya memang masih belum terjadi perubahan yang fundamental pada industri kita. Masih seputar keruk, gali dan tanam bahan mentah lalu ekspor. Kita butuh presiden yang tidak banyak janji-apalagi banyak yang tak ditepati-tetapu punya visi lebih yang bisa membawa Indonesia menuju era tinggal landas. Dan bukan tinggal di landasan, yang penting citra terangkat pakai buzzer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: