Bechi Tidur

Bechi Tidur

Catatan DIS'Way Jateng --

Minimal ketidakjelasan kasus dor-doran masih belum jelas sampai wartawan yang tidak jelas menulis berita-berita tidak jelas yang bersumber dari ketidakjelasan. mudah2an rasa was-was dan kesedihan keluarga korban tidak semakin tidak jelas dan semoga ketidakjelasan yang ada bisa dinonaktifkan

Jimmy Marta:

Satu bukti penting yg terlupa. Dalam konpers tentang peristiwa duren tiga pihak polri tidak menunjukkan foto bukti tembak2an. Bukankah disebut si ajudan brigpol J melepaskan 7 peluru..! Semuanya meleset dari target..! Artinya peluru nyasar sekitaran rumah. Karena tembak2an di dalam rumah. Pasti ada dinding, pintu, kaca atau apa saja yg bekas peluru. Dari semua berita yg ada, tak satupun yg mau menyelidiki atau akan mencari bukti bekas tembakan yg meleset ini. Logika nya, harusnya ini jadi point penting penyelidikan. Atau ini tidak penting..? Lupakan... anda terlalu polos..!

Jimmy Marta:

Terserah yg lapor mau kapan melapor. Yg melapor datang atau polisi nya mendatangi itu urusan lain. Jika wartawan tidak mengetahui lapor melapor ini bisa dipahami. Karena anda tahu siapa yg melapor siapa yg menerima laporan. Sekian laporan..

Pryadi Satriana:

Menurut Ramadhan, "kronologi tembak-menembak" diawali adanya "pelecehan", "korban berteriak", "J panik & ke luar kamar", "ditegur E", "J menembak duluan", "terjadi tembak-menembak yg menewaskan J - yg pernah bertugas sbg 'sniper' selama 3 tahun tapi tidak ada tembakannya yg mengenai E." Itu tentu pengakuan sepihak. Opini. Bisa dikategorikan fakta jika ada bukti pendukung, mis. rekaman CCTV. Faktanya, menurut Ketua RT setempat, justru decoder CCTV diganti sehari setelah kejadian. Faktanya, "WA keluarga korban (J) diblokir J". Ini aneh. Siapa yg menguasai HP-nya setelah J tewas? HP keluarga korban juga diretas. "Fakta-fakta itu" nggak nyambung/sinkron dg "laporan Putri" sehari setelah kejadian. Yg jelas, fakta tak terbantahkan, J tewas. Mulai saja dg "E sebagai tersangka pembunuhan" dan "Putri sebagai saksi korban". Nantinya, bukti-bukti yg ada - baik dari Tim Pencari Fakta maupun dari keluarga korban - akan membimbing untuk menguakkan kebenaran. Penon-aktifan Kadiv Propam Polri sudah awal yg baik utk mengungkap kebenaran. Kebenaran harus ditegakkan walaupun besok langit akan runtuh. "Kebenaran akan menemukan jalannya." Aamiin.

yohanes hansi:

Zaman dulu takut sama pemerintah. Zaman sekarang takut sama netizen.

Johannes Kitono:

Di Inggris polisi dipanggil dengan Bobby. Itu berkat jasa Robert Peel, ex PM 2 x ( 1834 - 1835 ; 1841-1846 ) yang pada tahun 1829 berhasil merubah penampilan polisi yang sangar menjadi simpatik dan mengayomi masyarakat. Bahkan dikalangan penjahat disana ada " peraturan tidak tertulis " bahwa pandai pandai saja nyolong asal tidak ketangkap dan yang penting si Bobby tidak boleh disakiti. Ternyata Bobby di Inggris adalah kesayangan masyarakat termasuk penjahat. Dengan adanya kasus polisi tembak mati polisi, paradigma harus dirubah. Bobby- Bobby nakal yang disersi di Inggris di BKO saja ke Indonesia. Dor dor dor !

ibul daful:

Kronologinya kok sulit dipercaya. Kasusnya bakal mbulet kayak kasus subang. Banyak barang bukti yang dihilangkan.

Johannes Kitono:

Bisik bisik keras sudah berubah nyaring nadanya. Sudah tidak ada gunanya mencari tahu media mana yang pertama kali mencium berita ini. Faktanya, ada polisi yang tertembak mati dirumah Jenderal polisi. Sebelum team yang di ketua Wakapolri mengumumkan hasilnya, sebaiknya semua pihak menahan diri. Jangan membuat lagi hipotesa hipotesa sesat yang menyudutkan mereka yang terlibat. Sebaiknya kita empati : Tentu kepada keluarga besar Brigadir Joshua ( alm ) yang mendadak harus berpisah dengan anaknya. Apalagi Vera pacar alm pasti sangat menderita.Semoga mereka tabah menghadapi cobaan hidup ini. Empati juga harus ditujukan kepada keluarga Irjen FS. Siapa tahu hasil investigasi team Wakapolri justru menyatakan mereka " ternyata bersih ". Tapi opini masyarakat di Medsos sudah menghukumnya. Dan anak sulungnya yang di SMA Taruna Nusantara pasti ikut terpukul juga dengan tragedi ini. Semoga Brigadir Joshua Rest In Peace dan dari atas sana ikut mengawali team investigasi yang dipimpin Wakapolri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait