Luasan Lahan Tembakau di Temanggung Berkurang, Apa Penyebabnya?

Luasan Lahan Tembakau di Temanggung Berkurang, Apa Penyebabnya?

RAWAT. Salah seorang petani tembakau di Desa Kwadungan Jurang kecamatan Kledung sedang merawat tanaman tembakau di ladangnya. Foto:setyo wuwuh/Temanggung ekspres--

TEMANGGUNG (DiswayJateng) - Luasan tanaman tembakau di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau pada musim tanam 2022 ini menurun dari tahun sebelumnya. Saat ini luasan tanaman tembakau yang tercatat di Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Temanggung hanya 16.000 hektare

Kepala Dinas Ketahanan pangan Pertanian dan Peterenakan  Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto menyebutkan, luasan tanaman tembakau tahun ini mengalami penurunan hingga 3.000 hektare, tahun 2021 lalu tercatat antara 18.000 hingga 19.000 hektare

"Menurunnya cukup banyak, semoga saja ini menjadi berkah bagi petani yang menanam tembakau di tahun ini," harapnya, Kamis (14/7).

Joko mengatakan, terkait dengan penyebab berkurangnya luasan tanaman tembakau tahun ini belum bisa dipastikan, hanya saja daerah-daerah penghasil tembakau masih tetap menanam komoditas tembakau. 

"Penyebab pastinya belum kami ketahui, yang jelas tahun ini ada penurunan luasan tembakau," terangnya.

Dikatakan Joko, cuaca yang terjadi saat ini memang kurang mendukung untuk tanaman tembakau, sebab hujan masih ada. Tanaman tembakau tidak butuh banyak air baik saat musim tanam maupun saat panen raya. 

Oleh karena itu Joko mengimbau, petani tembakau untuk lebih intensif merawat tanaman tembakaunya, sehingga kualitas tembakau bisa terjaga sampai memasuki musim panen raya yang biasanya di bulan Agustus sampai Oktober. 

"Perawatan harus lebih maksimal, saya yakni petani sudha lebih paham bagaimana cara merawat tembakau yang baik saat cuaca seperti saat ini," katanya. 

Terpisah, petani tembakau asal Desa Kwadungan Jurang Kecamatan Kledung Teguh Basuki menuturkan, cuaca memang sangat berpengaruh pada tanaman tembakau, apalagi sampai saat ini masih sering turun hujan. 

Dia mengaku, pada musim tanam tahun ini setidaknya menanam kurang lebih 12.000 tanaman tembakau. Dari sejumlah tersebut membutuhkan modal yang tidak sedikit. Apalagi saat ini harga pupuk dan upah untuk tenaga kerja cukup mahal. 

Ia berharap, ke depan cuaca bisa semakin membaik, sehingga tanaman tembakau bisa tumbuh maksimal. Dengan demikian kualitas tembakau akan lebih baik, sehingga harga jual tembakau pada saat panen raya mendatang bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. 

"Semoga saja cuaca mendukung saat panen raya mendatang, karena tembakau butuh panas yang lama untuk pengeringan, jika bisa kering dalam waktu sehari kualitas tembakau akan bagus, harga juga akan mengikuti kualitas," harapnya. (set) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com