27 Pekerja Brebes Telantar di Maluku Utara

27 Pekerja Brebes Telantar di Maluku Utara

TELANTAR - Puluhan pekerja asal Brebes terlantar karena upah tak dibayar. -Dok. Pemkab Brebes-Radar Tegal

BREBES (Disway Jateng) - Puluhan pekerja Brebes telantar di Desa Tanjung Uli, Kepulauan Halmahera Tengah, Kecamatan Lelilef, Kabupaten Weda, Provinsi Maluku Utara. Mereka telantar karena tidak mendapatkan upah setelah beberapa bulan kerja.

Kini mereka berurusan dengan polisi karena telah menganiaya mandornya. Mereka terpaksa mengeroyok mandor karena saat dimintai bayaran atau upah kerja, sang mandor malah memarahinya. Mereka pun cekcok hingga terjadi pengeroyokan.


--

Tono Wirdiatna, 39, pekerja asal Desa Sindangheula, Kecamatan Banjarharjo, saat dikonfirmasi lewat telepon mengaku, semuanya ada 32 orang pekerja yang telantar. Sebanyak 27 orang asal Brebes dan 5 lainnya asal Palembang Sumatera Selatan.

”Kami berangkat ke Ternate pada April 2022 sebelum lebaran. April sampai Mei kami dapat bayaran. Tapi bulan Juni sampai sekarang tidak dapat upah. Kami ada 32 orang tapi lima dari Palembang. Mereka ikut berangkat ke Halmahera karena diajak,” ungkap Tono, Sabtu (9/7).

Tono menceritakan, awalnya para pekerja ini meminta hak upah mereka dengan cara baik-baik. Namun Panjul, seorang mandor pekerja asal Batang yang mengajak mereka bekerja justru membuat para pekerja tersulut emosi. Mereka terlibat cekcok yang akhirnya terjadi penganiayaan.

”Kami minta hak kami secara baik-baik. Tapi dianya malah bikin emosi dan menantang. Kami juga bingung, keluarga di kampung selalu menghubungi minta kiriman uang. Akhirnya terjadi pengeroyokan,” lanjut dia.

Lantaran emosi saat meminta haknya, para pekerja ini menganiaya Panjul. Bukan tak menyelesaikan masalah, para pekerja ini justru dilaporkan ke polisi oleh Panjul. Panjul tak terima dirinya mendapatkan perlakuan penganiayaan dari para pekerja. Kini mereka berurusan dengan polisi.

”Kami sekarang lagi diinterogasi polisi. Kami cuma minta hak sebagai pekerja untuk kebutuhan anak isteri di kampung. Tapi kami malah ada masalah seperti ini,” tandasnya.

Tono menjelaskan, para pekerja ini bekerja sebagai tukang di kantor perusahaan nikel di Desa Tanjung Uli, Kepulauan Halmahera Tengah. Upah yang dijanjikan, kata Tono, sebesar Rp170 ribu per hari dan dibayar setiap dua minggu. ”Kita di pekerjaan di proyek tambang nikel ikut kontraktor PT Ili. Pernah dibayar dua kali, habis itu, tidak dapat bayaran sampai sekarang,” tutur Tono.

Karena tidak memiliki uang sama sekali, mereka pun sekarang hidup terlunta lunta. Mereka tidur di base milik perusahaan lain. Sedangkan makan, terpaksa harus hutang di kantin tidak jauh dari tempat menginap.

Para pekerja ini berharap, Pemkab Brebes membantu kepulangan mereka. Ditemui di kantornya, Wakil Bupati Brebes Narjo berjanji akan membantu keperluan mereka. ”Kami akan koordinasi dengan Dinsos, Baznas dan PMI untuk membantu warga kami yang telantar. Termasuk untuk kepulangannya,” pungkas Narjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar tegal