Industri Hanya Serap Naker Perempuan, Angka Pengangguran Laki-laki di Brebes Tinggi

Industri Hanya Serap Naker Perempuan, Angka Pengangguran Laki-laki di Brebes Tinggi

BREBES (Disway Jateng) -- Angka pengangguran di Kabupaten Brebes sampai tahun 2021 masih tinggi. Mayoritas pengangguran di Brebes berjenis kelamin laki-laki.

Data Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Brebes menyebutkan, sejak pandemi Covid-19 atau tahun 2019, angka pengangguran di Kabupaten Brebes mengalami peningkatan. Tahun 2019 sebanyak 66.232 orang atau 7,39 persen, tahun 2020 menjadi 89.494 orang atau 9,83 persen.

Sedangkan untuk jumlah angkatan kerja Kabupaten Brebes tertinggi kedua di Jawa Tengah setelah Kota Semarang.

Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Brebes tak sejalan dengan optimisme Pemkab Brebes terhadap Kawasan Industri Brebes (KIB). Sebab hingga saat ini, kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Brebes mayoritas adalah perempuan. Utamanya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri pabrik.

"Peluang kerja sebetulnya banyak, hanya saja peluang kerja untuk laki-laki memang sedikit," kata Kepala Dinperinaker Brebes, Warsito Eko Putro, Selasa (12/4).

Dia menuturkan, banyaknya pengangguran yang mayoritas laki-laki ini disebabkan salah satunya adalah mayoritas pabrik di Kabupaten Brebes membutuhkan tenaga perempuan. Alasannya, perusahaan menganggap mereka lebih teliti dan detail dalam bekerja di sektor industri garmen dan pabrik sepatu.

"Di Brebes sektor industri yang ada itu baru pabrik garmen dan sepatu, kemudian pabrik rokok. Jadi mereka lebih membutuhkan tenaga kerja perempuan karena dianggap lebih teliti saat bekerja," ungkap dia.

Eko menyebutkan, komposisi pekerja laki-laki yang kecipratan rezeki dengan adanya KIB masih di bawah 30 persen dari total tenaga kerja yang bekerja di pabrik. Selebihnya, diisi oleh tenaga kerja perempuan yang berasal dari Kabupaten Brebes dan wilayah sekitarnya. Kondisi ini memicu masyarakat menganggap bahwa Pemkab Brebes tidak bisa memfasilitasi calon tenaga kerja laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan di daerahnya.

"Selama ini masyarakat menganggap kami itu tidak memfasilitasi calon pekerja laki-laki. Karena memang yang hanya bisa bekerja itu perempuan dan komposisi tenaga kerja laki-laki belum sampai 30 persen. Makanya kami tengah berupaya agar komposisi tenaga kerja di KIB bisa 30 persen laki-laki dan 70 persen perempuan," tandasnya.

Penulis: Eko Fidiyanto
Editor: Ismail Fuad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: