Kompleksnya Persoalan RT, Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Dibekali Edukasi Pra Nikah
MENGIKUTI : Ratusan perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dari berbagai daerah di provinsi Jawa Tengah mengikuti pembekalan pra nikah. Foto : Erna Yunus Basri--
SEMARANG - Ratusan perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dari berbagai daerah di provinsi Jawa Tengah berkesempatan mendapatkan edukasi dan pembekalan pra nikah.
Kegiatan kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu, diselenggarakan Perempuan Puanhayati yang bekerjasama Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, menyambut baik kegiatan yang diinisasi Puanhayati.
"Pentingnya pemahaman pra nikah terutama bagi perempuan untuk mencegah ketidakharmonisan yang dapat berdampak pada anak," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, belum lama ini.
Termasuk, lanjut dia, kasus perundungan/ bullying yang banyak terjadi belakangan ini.
Berkumpul di kawasan Blater, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang ratusan perempuan yang mengatasnamakan diri sebagai organisasi Perempuan Puanhayati menggelar dialog pernikahaan yang bertema "Pasangan Cerdas, Pengasuhan Hebat Berbudi Pakarti Luhur".
Ketua Puanhayati Jateng Dwi Setiayani Utami, menyatakan bahwa seminar ini memberi manfaat besar bagi para peserta.
Diwarnai pembekalan kesiapan memasuki pernikahan, kegiatan juga menanamkan nilai-nilai luhur budaya sebagai dasar pengasuhan anak.
"Dengan kegiatan ini, Puanhayati Jawa Tengah berharap semakin banyak calon pasangan yang memahami pentingnya kesiapan berkeluarga dan pengasuhan berbasis nilai budaya," terang Dwi.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menambahkan tantangan pernikahan saat ini semakin kompleks.
Sehingga, melalui kegiatan pengetahuan pra nikah menjadi bagian dari upaya memperkuat literasi keluarga, kesetaraan gender.
Sekaligus, memberikan kesiapan pasangan dalam menghadapi isu pernikahan seperti pernikahan dini, perceraian, KDRT, dan penelantaran anak.
Terlebih kegiatan tersebut dilakukan oleh organisasi perempuan Puanhayati yang sesuai dengan bidangnya.
"Sekaligus perlindungan anak di komunitas penghayat. Sehingga, kegiatan ini penting dilakukan karena bagian proses dalam pewarisan kebudayaan," ucapnya.
Berkolaborasi dengan pehamanan pengetahuan bagaimana membangun keluarga yang cerdas pemajuan kebudayaan, kegiatan ini menurutnya, dapat memberikan pemahaman persoalan rumah tangga akibat ketidaksiapan emosional, sosial, maupun ekonomi.
"Karena itu, edukasi pra nikah menjadi bagian penting untuk mencegah berbagai permasalahan tersebut," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
