Angka Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jateng Meningkat, Peran Relawan Paralegal Dioptimalkan

Angka Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Jateng Meningkat, Peran Relawan Paralegal Dioptimalkan

Menurutnya, korban kekerasan harus tetap memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan membangun kembali kehidupan mereka, termasuk yang berasal dari pondok pesantren atau penyandang disabilitas.

Dalam acara tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyematkan tanda simbolis kepada para relawan, disaksikan oleh Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin dan Ketua PW Muslimat NU Jawa Tengah, Ismawati Hafiedz.

Selain itu, dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara Wakil Gubernur dan Menteri PPPA, serta perjanjian kerja sama antara Muslimat NU, Kementerian Agama, dan Dinas DP3AKB Provinsi Jawa Tengah.

Menteri PPPA menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangani persoalan kekerasan yang terus meningkat. 

Ia menyebut, satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan, dan sebanyak 51 persen anak usia 13–17 tahun mengaku pernah menjadi korban, terutama di lingkungan keluarga.

Ia pun berharap Jawa Tengah bisa menjadi percontohan nasional dalam penanganan kekerasan secara terpadu hingga ke tingkat desa.

“Saya percaya, kekuatan untuk mencegah kekerasan tidak hanya datang dari pemerintah. Masyarakat, termasuk organisasi seperti Muslimat NU, adalah pilar utama,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: