“Di lain tempat ada Festival Lampu, tapi berbayar, sementara yang sekarang ini gratis,” kata Tatang menegaskan perbedaan konsep tersebut.
Beberapa vendor instalasi lampu disebut sudah menyatakan kesiapan untuk berpartisipasi dan meramaikan Festival Lampu Alun-alun Batang.
Kehadiran vendor-vendor ini diharapkan mampu menghadirkan visual cahaya yang kreatif sekaligus aman bagi pengunjung dari berbagai usia.
Festival Lampu Alun-alun Batang juga dipandang sebagai upaya menghidupkan ekonomi kawasan sekitar tanpa harus mengorbankan fungsi ruang publik.
Dengan meningkatnya kunjungan warga ke alun-alun, pedagang kecil dan pelaku UMKM di sekitar kawasan diperkirakan ikut merasakan dampak positif.
Tatang menekankan bahwa alun-alun tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai ruang terbuka hijau meski ramai kegiatan.
Festival Lampu Alun-alun Batang sekaligus menjadi contoh bagaimana pemerintah daerah memadukan penataan fisik dengan program hiburan berbasis ruang publik.
Pendekatan ini dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan yang mendambakan ruang berkumpul yang aman, gratis, dan menarik.
Festival Lampu Alun-alun Batang pun diharapkan menjadi agenda tahunan yang dinanti, bukan sekadar perayaan sesaat di penghujung tahun.
Dengan cahaya lampu, ruang publik, dan keterlibatan masyarakat, Batang mencoba merayakan akhir tahun dengan cara yang sederhana namun bermakna.