
SEMARANG, diswayjateng.id - Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) tahap II untuk pendidikan SMA dan SMK swasta gratis yang difasilitasi Pemprov Jateng ini akan berakhir pada Rabu, 9 Juli 2025.
Program kemitraan dengan sekolah swasta yang digagas oleh Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi tersebut akan dibuka hingga pukul 17.00 WIB.
SPMB Tahap II ini lanjutan dari SPMB pertama. Pemprov Jateng masih memberikan kesempatan bagi siswa miskin yang belum mendapatkan sekolah untuk segera mendaftar.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jateng, Kustrisaptono mengatakan, dari 139 sekolah yang menjalin kemitraan dengan Pemprov Jateng di program SPMB ini, sudah 14 sekolah yang kuotanya sudah penuh. Masing-masing 36 siswa.
BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Gencarkan Gerakan Pangan Murah
BACA JUGA:Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Ajak Warga Rawat Mangrove
Namun, calon siswa bisa mendaftar di sekolah-sekolah lainya dengan jumlah kuota sisa bervariasi.
Dikatakan dia, pada SPMB tahap pertama lalu, ada 1.913 siswa dengan kategori afirmasi atau dari keluarga kurang mampu yang mendaftar.
Dalam dua hari di SPMB Tahap II ini sudah ada 325 siswa yang mendaftar. Hingga kini, sudah 2.238 siswa yang terdaftar dalam program tersebut.
Dikatakan Kustrisaptono, masih tersedia kuota bagi warga miskin yang ingin masuk di sekolah-sekolah swasta yang menjalin kemitraan dengan Pemprov Jateng tersebut.
BACA JUGA:Strategi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Gaet Investasi Menuai Apresiasi
BACA JUGA:Tangis Bahagia Dasuki saat Rumahnya Hendak Diperbaiki Gubernur Jateng Ahmad Luthfi
"SPMB Tahap II ini dibuka, Ayo segera mendaftar," kata dia.
Di luar program tersebut, Pemprov Jateng juga sudah menerima sekitar 70 ribu siswa afirmasi yang masuk di SPMB sekolah SMA dan SMK negeri tahun 2025.
Sementara itu, Kepala SMK Ibu Kartini Kota Semarang, Muhdlor mengatakan, sekolah yang ia pimpin menjadi mitra pemerintah di program SPMB tahun ini. Sekolahnya memiliki kuota 36 kursi. Sudah ada 11 orang siswa yang mendaftar di SPMB tahap pertama. Namun dari jumlah itu, 7 yang melakukan daftar ulang. Sebagian siswa mundur karena lokasi rumah dan sekolah yang dirasa terlampau jauh.