PKK Batang tak sekadar ingin mengumpulkan jelantah demi uang.
Lebih jauh, mereka ingin mengedukasi masyarakat agar tak membuang minyak bekas sembarangan ke selokan atau tanah.
Pasalnya, dampak lingkungan dari limbah ini bisa sangat merusak.
Kerja sama dengan PT GML juga disebut Faelasufa sebagai peluang besar, karena biasanya perusahaan itu hanya menjalin kerja sama dengan skala industri besar.
“Tapi ternyata mereka punya visi pemberdayaan yang sejalan dengan kami, dan mau menggandeng PKK,” ujarnya.
PT GML sendiri bukan pemain baru.
Perusahaan ini sudah bermitra dengan nama-nama besar seperti Boga Group, Sushi Tei, Hokben, hingga sejumlah universitas ternama.
Namun untuk pertama kalinya, mereka menggandeng organisasi akar rumput seperti PKK.
Heru Fidiyanto, CEO PT GML, bahkan memuji gebrakan PKK Batang.
“Biasanya kami bekerja dengan perusahaan besar. Tapi PKK Batang ini luar biasa. Mereka pelopor yang bisa ditiru oleh daerah lain,” kata Heru.
Heru juga menyampaikan bahwa pengolahan minyak jelantah bukan sekadar bisnis.
Produk akhirnya bisa menjadi bio diesel, bahan bakar pesawat, hingga bahan baku produk rumah tangga lainnya.
Ia berharap ke depan harga jual jelantah juga bisa naik agar semakin mendukung ekonomi rakyat.
Inisiatif ini pun diyakini menjadi angin segar bagi upaya pengelolaan sampah di Batang.
Daripada dibuang ke selokan atau digunakan berulang yang membahayakan kesehatan, lebih baik dijual dan diolah secara profesional.
Batang kini punya peluang emas.