“Saya sama suami nggak nulis apa-apa. Tapi kok bisa muncul tulisan kayak gitu?,” keluhnya saat audiensi dengan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.
Ia pun membagikan pengalamannya di media sosial dan postingannya langsung menyebar cepat.
Viralnya unggahan itu ternyata membuat petugas Puskesmas tersinggung dan memutuskan untuk melapor ke polisi.
Muhammad Rizky selaku pemilik akun @pekalonganinfo juga ikut duduk bersama.
Akun @pekalonganinfo yang mengangkat kasus ini juga ikut terseret dalam laporan tersebut.
Namun berkat mediasi, semua selesai tanpa perlu berakhir di meja hijau.
Dalam pertemuan mediasi itu, suasana disebut sangat cair, tanpa ketegangan.
Langkah aparat yang mengedepankan penyelesaian damai ini mendapat respon positif dari masyarakat.
Warga berharap Puskesmas Jenggot dapat meningkatkan profesionalisme layanannya usai kejadian ini.
“Semoga ini jadi pelajaran bersama, baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat pengguna layanan,” kata warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, akun @pekalonganinfo yang sempat disebut dalam laporan juga tak ingin memperkeruh suasana.
Mereka mengunggah permintaan maaf dan klarifikasi bahwa unggahan mereka hanya bentuk advokasi terhadap keluhan warga.
Kini, kasus yang awalnya bikin netizen geram berubah jadi momen pembelajaran tentang pentingnya etika, empati, dan komunikasi dua arah dalam pelayanan publik.
Karena sesungguhnya, di balik layanan kesehatan yang baik, selalu ada nilai kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi.